Alyah Amalia
SIMGROUP, Jakarta – Setiap kompetisi pasti akan selalu memberikan pelajaran bagi para pesertanya. Entah kalah atau menang, keduanya merupakan keniscayaan yang akan selalu ada. Tinggal, bagaimana cara kita menyikapi dan belajar atas hasil yang telah didapatkan.
Hari ke-3 The Best Contact Center Indonesia (TBCCI) 2018 hari ini ada sepucuk kisah tentang harapan. Harapan dan doa bagi keberhasilan orang yang disayangi.
Pada perlombaaan presentasi “Kategori Telemarketing” ini, seorang perempuan asal Rantau Prapat, Sumatra Utara Chaytrin Mega Heppy Lusiana Siregar mendapatkan aliran semangat saat sebelum dimulainya presentasi. Ada sekelebat kisah haru yang hadir menjelang dimulainya presentasi Kategori Agen Telemarketing di Lantai 7 Gedung Kalbis Institute, Jakarta Timur, Rabu (11/07/2018) pagi ini.
Chaytrin, panggilan akrab perempuan 23 tahun ini. Keseharian, perempuan asal Rantau Prapat tersebut adalah bekerja sebagai agen telecollection di PT. Swakarya Insan Mandiri (PT. SIM). Sebagai agen telecollection, Dia bertanggung jawab untuk mengingatkan kepada customer atas angsuran. Selain itu, melakukan penagihan melalui telepon dan menyelesaikan permasalahan customer.
Kisah Chaytrin berawal ketika Dia bergabung di contact center PT. SIM site Medan karena informasi dari teman-temannya. Mereka merekomendasikan pekerjaan contact center tersebut ke Chaytrin karena bakatnya yang bagus di dunia komunikasi.
“Soalnya kan hobby Saya berbicara. Terus Saya juga suka menari. Dan lebih cenderungnya Saya suka membawa acara, seperti saat temen Saya ulang tahun, itu Saya sering diundang. Jadi Saya lebih ke hobby dan dapat info dari temen kerjaan di PT. Swakarya Insan Mandiri call center, saya bilang mau dong,” kenang Chaytrin, agen telecollection PT. SIM di Gedung Kalbis Institute, Jakarta Timur, Rabu (11/07/2018).
Setelah dijalani dari bulan Agustus 2017, ternyata pekerjaan di telecollection sesuai dengan passion-nya, hingga saat ini. Alhasil, karena prestasinya, Dia berhasil dan akan dipromosikan menjadi team leader di waktu dekat ini.
Di site Medan sendiri Chaytrin termasuk orang yang aktif. Dia sering menjadi master of ceremonies (MC) di acara-acara karyawan internal. Berawal dari itulah, Chaytrin direkomendasikan untuk mengikuti ajang TBCCI 2018. Berbagai seleksi internal telah diikuti dan hasilnya dapat dibuktikan: Chaytrin mewakili perusahaan untuk Kategori Telemarketing.
“Awalnya di site Medan, saat acara Natal di acara akhir tahun itu saya MC-nya. Leader Saya bilang ‘kamu ini berbakat deh. Ayo ikut aja ajang ini. Gapapa, kapan lagi kamu bisa berkembang?’,” imbuh Chaytrin.
Ajakan tersebut ternyata berbuah manis. Pada seleksi talent di tingkat perusahaan, Chaytrin berhasil memenangkan juara pertama. Akhirnya, diputuskan bahwa perempuan asal Rantau Prapat tersebut siap bersaing di ajang TBCCI 2018.
Perjalanan ternyata tidak semulus yang dibayangkan. Untuk mengikuti ajang ini, Chaytrin diwajibkan untuk belajar perihal telemarketing. Hal ini dikarenakan tes tertulis di TBCCI 2018 sebagian besar bukanlah bidang yang biasa Dia geluti.
“Tantangannya yang pertama itu kan saya telecollection, jadi soal-nya itu ke arah telemarketing. Jadi semuanya berbeda. Paling dua soal yang mengenai telecollection,” jelas Chaytrin.
Pelaksanaan Presentasi
Saat pelaksanaan presentasi di hari ke-3 TBCCI 2018 ini, Chaytrin mendapatkan giliran pukul 10.30 WIB di Lantai 7 Gedung Kalbis Institute. Dia hadir sekitar pukul 10.00 di area lokasi, yaitu Ruang 6. Rona kecemasan tidak bisa disembunyikan dari riak mukanya. Di sela-sela waktu yang sempit tersebut, Dia juga menyempatkan untuk mengisi perut terlebih dahulu sebelum presentasi dimulai.
Saat sedang cemas tersebut, Chaytrin selalu ingat nasihat mamak-nya. “Yang penting ‘ingat mamak, ingat mamak’, semangat” kata Chaytrin menirukan perkataan Ibunya.
Saat menuju lokasi presentasi di Gedung Kalbis Institute, ternyata Chaytrin tidak sendirian. Dia ditemani oleh tantenya yang tinggal di Bekasi. Chaytrin merasa perasaan cemasnya cukup banyak memudar karena Dia mendapatkan support yang luar biasa dari tantenya.
“Kalau sendiri aku udah jadi down juga. Jadi aku telfon tanteku. Jadi aku merasa tanteku yang datang sudah ini mewakili 100 orang. Tadi aku sempet cium sama peluk saking degdegan-nya,” kata Chaytrin.
Waktu presentasi tiba. Chaytrin yang mengenakan atasan blazer hitam dan bawahan terusan merah, nampak bersemangat memasuki Ruang 6 tersebut. Terlihat, di depan dewan juri Chaytrin begitu luwes mempresentasikan materinya. Dia sangat komunikatif dengan gerakan tangan dan raut mukanya yang meyakinkan.
Sedangkan di luar pintu, tante Chaytrin yang bernama Hilderia Silaen terlihat sedang mem-videokan penampilan keponakannya tersebut menggunakan kamera handphone. Beberapa menit ketika memgabadikan momen tersebut, tante Chaytrin mengusap matanya dengan tisu. Hilderia tampak terharu melihat keponakannya tersebut tengah berjuang di ajang bergengsi ini.
“Saya tidak hanya deg-degan. Saya sampai kalau bisa teriak, Saya akan teriak gitu. Jadi terharu, mungkin orang bisa lihat dari raut wajah Saya,” kata Hilderia.
Hilderia berharap keponakannya tersebut dapat menjadi juara dalam kategori telemarketing ini. Rasa haru tersebut juga muncul karena Dia tidak menyangka bahwa Chaytrin dapat tampil di presentasi final TBCCI 2018.
“Yang pasti Saya sangat terharu ya. Karena Saya tidak menyangka ponakan Saya bisa tampil sampai finish. Artinya, banyak pesaing juga tapi Dia bisa tampil sampai finish ya. Mungkin harapan Saya dan kita semua juga, mudah-mudahan Dia bisa menjadi juara,” harap Hilderia.
Hilderia juga bercerita, kakaknya yang juga Ibu dari Chaytrin, berpesan supaya anaknya diberi support saat presentasi di TBCCI 2018 ini. “Tolong ya, yang final-nya Saya titip kalian datang gitu,” sebut Hilderia menirukan perkataan kakaknya.
Seusai Presentasi
Presentasi yang dilalui oleh Chaytrin di Ruang 6 berjalan lancar. Sebelum pukul 11.00 WIB, Chaytrin sudah keluar ruangan dengan wajah yang benar-benar terlihat lega.
“Lega banget! Udah lepas di sini (menunjuk ke bahu) yang numpuk-numpuk, lega banget!,” pekik Chaytrin dengan nada kegirangan.
Chaytrin pun memeluk tantenya dengan rasa gembira karena telah melalui tahapan yang dinanti-nantikannya ini. Dia juga mengungkapkan perasaannya saat presentasi tadi. “Perasaannya deg-degan, takut, gelisah pokoknya. Tapi saya pikir harus bisa! harus bisa! jangan malu-maluin perusahaan,”ungkap Chaytrin.
Perempuan asal Rantau Prapat itu mengaku sangat percaya diri saat presentasi. Meskipun pada awalnya merasa grogi, namun seiring berjalannya waktu Chaytrin semakin rileks dan presentasinya dapat mengalir dengan lancar.
Ant spirit atau semangat semut adalah tema presentasi yang dibawakannya tadi. Menurut Dia, filosofi ant spirit begitu penting bagi pencapaian target saat menjadi agen. Semut diasosiasikan sebagai makhluk yang dapat memikul berkali-kali lipat berat tubuhnya, walau badannya kecil.
“Saya ibaratkan ant spirit ke target Saya. Seberapa banyak target yang diberikan perusahaan, Saya pasti bisa menangani itu,” jelas Chaytrin.
Chaytrin menambahkan, materi presentasi Ant spirit itu Dia kerjakan sejak bulan April 2018 dengan bantuan revisi oleh teman-temannya. Karya presentasi ini dapat dibilang sebagai materi hasil pemikiran dari banyak orang di dalamnya, terutama dari segi konten.
Harapan
Seusai presentasi TBCCI ini, Chaytrin berharap kualitas dirinya semakin meningkat. Selain itu juga, Dia sangat menikmati proses yang telah dilakukan mulai dari persiapan sampai tahapan presentasi ini.
Kesan Chaytrin terhadap ajang TBCCI 2018 sangatlah baik. Dia merasa menjadi seseorang yang berharga karena bisa mengikuti ajang sebesar ini dan mewakili perusahaan. “Saya merasa berharga. Saya juga merasa luar biasa. Itu kesannya,” ucap Chaytrin.
Bagi perusahaan, Chaytrin juga berharap supaya PT. SIM semakin dikenal oleh masyarakat. Bagi Dia, ajang ICCA ini bisa menjadi sarana promosi bagi perusahaan.
Usaha maksimal pun sudah dilakukan. Saat ini, yang dapat Chaytrin lakukan yaitu berdoa untuk diberikan hasil yang terbaik.
“Mungkin saat ini sudah banyak berdoa saja. Kalau tidak menang ya mohon maaf. Yang penting sudah usaha,” harap Chaytrin.
Hal yang sama juga diungkapkan oleh tante Chaytrin, Hilderia.
“Saya serahkan pada Tuhan. Tuhan sudah atur semua. Tuhan maha pembuka jalan dan mudah-mudahan Chaytrin bisa melewati fase-fase yang musti Dia lewati,” pungkas Hilderia. (SIM)
You must be logged in to post a comment.