Andi Anugrah
Penggunanya tidak hanya orang dewasa saja. Bahkan siswa Sekolah Dasar pun saat ini sudah memiliki akun situs jejaring sosial. Dan satu pengguna minimal memiliki satu akun. Artinya, ada kemungkinan satu orang bisa memiliki lebih dari satu akun pada satu jenis media sosial, minimal satu akun pada jenis media sosial yang berbeda, atau kombinasi dari keduanya. Saat ini tak jarang satu orang bisa aktif dengan berbagai akun contohnya, Facebook, Twitter, Instagram, Blog, LINE, WhatsApp, KakaoTalk, Google+, Youtube dan lain lain. Untuk di Indonesia saja, menurut Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo), sebanyak 63 juta orang di Indonesia adalah pengguna internet dan 95 persen di antaranya adalah pengguna situs jejaring sosial.
Indonesia menempati peringkat ke-4 sebagai negara dengan jumlah pengguna Facebook terbanyak di dunia yaitu sejumlah 65 juta pengguna aktif dan peringkat ke-5 sebagai negara dengan pengguna Twitter terbanyak di dunia yaitu sejumlah 19,5 juta pengguna aktif. Selain Facebook dan Twitter, masyarakat Indonesia juga menggunakan Blog, Tumblr, Path, Instagram, LINE, dan jejaring sosial lainnya.
Menurut data statistik, pengguna aktif jejaring sosial rela menghabiskan waktu sebanyak total 3 jam dalam sehari untuk berinteraksi di jejaring sosial. Artinya, setiap pengguna mampu menghabiskan sebanyak 21 jam dalam seminggu berinteraksi di situs jejaring sosial, sedangkan faktanya, pelajar hanya menghabiskan waktu rata-rata sebanyak 3 jam dalam seminggu untuk belajar intens. Hal ini tentu ironis mengingat pelajar lebih memprioritaskan update status ketimbang belajar.
Secara keseluruhan, pengguna internet Indonesia adalah konsumen. Artinya mereka lebih cenderung berperan sebagai penerima informasi saja seperti searching mengenai topik tertentu melalui search engine, menonton video di Youtube, download file, dan bukan memproduksi informasi seperti upload video ke Youtube, posting tulisan ke Blog, dan sebagainya. Memang sudah banyak diketahui masyarakat Indonesia cenderung bersikap konsumtif. Dan berdasarkan fakta-fakta yang sudah disebutkan, pandangan seperti itu pun semakin kuat. Jika penggunaan situs jejaring sosial tidak disikapi dengan bijak, akan menimbulkan ketergantungan pada diri penggunanya. Pada umumnya, orang akan merasa kebingungan tidak tahu harus menghabiskan waktu dengan melakukan apa ketika dalam sehari saja dia tidak mengakses situs jejaring sosial. Karena ia cenderung menghabiskan waktu ber-chatting ria dan update status serta scrolling timeline kapanpun ia memiliki waktu luang.
Pengguna yang sudah kecanduan juga susah untuk melepaskan pandangannya dari layar gadgetnya dan terus-terusan mengecek akun situs jejaring sosialnya bahkan ketika tidak ada interaksi atau notifikasi apapun. Pernah melihat orang berjalan sambil asyik menatap layar ponselnya? Itu juga salah satu tanda-tanda bahwa ia kecanduan jejaring sosial. Tentu apa yang dilakukannya itu berbahaya tidak hanya bagi dirinya sendiri tetapi juga berbahaya bagi orang lain. Orang yang kecanduan jejaring sosial cenderung aktif bergaul dengan teman-temannya di jejaring sosial daripada aktif bergaul secara nyata dalam kehidupan sehari-harinya. Ia cenderung mengabaikan interaksi dari orang-orang di sekitarnya dibandingkan dengan teman-teman dunia maya. Jika sudah sangat ekstrem, hal ini akan merubah orang tersebut menjadi anti-sosial.
Sebaiknya penggunaan jejaring sosial harus diikuti dengan manajemen waktu yang tegas. Misalnya dengan menjatah lama pemakaian internet baik untuk mengakses situs jejaring sosial ataupun situs lain dalam sehari dan harus sesuai dengan kebutuhan. Karena pada dasarnya fungsi jejaring sosial adalah mempermudah kita untuk berkomunikasi tanpa dibatasi ruang dan waktu. Namun, jangan sampai jejaring sosial menggantikan interaksi kita yang sebenarnya dengan orang-orang di sekitar kita dan membahayakan keselamatan kita hanya karena kita teledor dalam memperhatikan keadaan sekitar. Semoga informasi yang saya sampaikan bermanfaat dan dapat menumbuhkan kesadaran kita untuk menjadi pengguna internet, khususnya jejaring sosial yang lebih bijak (Anita Rizqiana).
You must be logged in to post a comment.