Published on 3 August 2016

Enjoy The Process

Words by:
avatar

Alyah Amalia

SIM –  3 Agustus 2016

MACET! Ya. Jakarta dan macet. Bagai dua sisi mata uang yang tak terpisahkan, nampaknya siap hidup di Jakarta juga harus siap dengan segala resiko kemacetannya. Begitu pun dengan pagi ini. Arus lalu lintas yang begitu padat, yang berisi ratusan pengendara yang berkutat di dalamnya membuat setiap individu harus berjuang agar bisa sampai dengan selamat dan tepat waktu hingga masing-masing tempat yang dituju. Perlahan namun pasti, lobby dan ruang parkir Kalbis Institute mulai dijejali oleh para peserta kategori Individu yang akan memperlihatkan penampilannya yang terbaik di hari ini. Terlihat pula para juri yang telah bersiap untuk memberikan penilaiannya akan penampilan para sang juara.

Di hari ketiga ini, terdapat 3 kategori yang dilombakan. Ketiga kategori tersebut yakni Agent Reguler, Back Office, dan BTB Back Office and QA. Berbicara tentang event The Best Contact Center Indonesia (TBCCI) 2016, tentunya tidak hanya tentang peserta yang berpartisipasi mengikuti kegiatan ini. Namun yang tidak kalah pentingnya juga tentang peran juri di dalamnya. Menurut Bapak  Andi Anugrah, selaku ketua event TBCCI 2016, juri-juri yang dihadirkan pada event kali ini khususnya pada kategori Individu, berasal dari praktisi dan akademisi dengan perbandingan persentase 70% dari praktisi dan 30% berasal dari akademisi. Adapun juri-juri yang memiliki latar belakang akademisi berasal dari Perguruan Tinggi terkemuka di Jakarta, yakni diantaranya Universitas Negeri Jakarta, Kalbis Institute, Universitas Mercubuana, dan Trisakti. Para juri tersebut telah dipilih oleh masing-masing institusinya untuk memberikan penilaian terhadap para peserta di Kategori Individu. Sedangkan juri-juri yang berlatar belakang praktisi, berasal dari perusahaan yang bergerak di industri contact center dan merupakan member dari Indonesia Contact Center Association (ICCA). Sudah pasti para juri tersebut merupakan praktisi yang telah terbiasa malang melintang di dunia contact center.

Kami pun berkesempatan untuk mewawancarai juri akademisi dan juri praktisi contact center. Berikut petikan wawancara kami dengan Bapak Arnold, selaku juri akademisi dari Teknik Industri Universitas Trisakti.

Bagaimana kesan Bapak selama menjadi juri dalam kategori Individu di event TBCCI?

Selama 3 hari menjadi juri, saya merasa mendapatkan banyak inspirasi dan masukan dari para peserta kategori Individu, mulai dari membuat presentasi yang bagus, dan mempresentasikannya dengan teknik berbicara yang menarik.

Dari 3 hari ini, adakah peserta yang paling berkesan?

Ya, ada. Agent Social Media. Karena sebagai Agent Social Media, dia tidak seperti Agent lainnya yang melakukan komunikasi langsung atau berbicara dengan pelanggan. Melainkan dia harus berkomunikasi menggunakan media sosial seperti twitter, facebook, bahkan via whatssapp. Jadi dia tidak dapat mengetahui suasana hati lawan bicaranya.

Harapan Bapak terhadap event TBCCI 2016?

Acaranya bagus. Saya lihat juga sudah banyak perusahaan besar yang ikut, namun masih ada perusahaan besar yang tampaknya belum mengikuti ajang TBCCI ini. Harapan saya adalah mereka dapat ikut berpartisipasi di event selanjutnya. Saya juga berharap di event selanjutnya ada pemisahan kategori perusahaan. Misal, perusahaan perbankan, telekomunikasi, atau public service.

Harapan terhadap Industri Contact Center?

Saya melihat peranan Contact Center diseriuskan oleh setiap perusahaan, dari mulai penyediaan ruangan call center khusus dan ruang trainingnya. Selama ini yang saya tahu kan contact center hanya berbentuk media telepon, namun sekarang ada banyak media yang dapat merespon teknologi lainnya yang pada dasarnya dapat meningkatkan kualitas pelayanan.

Enjoy The Process
Arnold – Juri Akademisi – Dosen Universitas Trisakti

Selain itu, kami juga berbincang-bincang dengan juri praktisi yang berasal dari PT. Swakarya Insan Mandiri (SIM), yakni Ibu Mira Sonia. Selama menjadi juri, Ibu Mira merasa senang dan merasakan kesan yang positif serta begitu menginspirasi. Menurut beliau, tantangan di dunia contact center sangat berat sekali karena harus mampu menyeimbangkan antara produktivitas dan kualitas hidup dari si pekerja. Beliau pun terinspirasi dari para peserta bahwa bekerja tidak hanya sekedar mengejar performance dan produktivitas, tetapi juga harus mampu menyeimbangkan hidup. Hal ini terlihat dari topik yang ditampilkan oleh para peserta yang banyak membicarakan tentang life balance, life enrichment, serta passion yakni menggabungkan pekerjaan dan passion yang mereka miliki. Beliau pun mengambil kesimpulan bahwa orang-orang hebat di dunia contact center merupakan individu yang dapat menyeimbangkan antara pekerjaan dan kualitas hidupnya. Selain itu, beliau juga memiliki harapan terhadap perusahaan yang dikelolanya agar dapat berpartisipasi lebih banyak di kegiatan TBCCI selanjutnya. Tidak hanya itu, beliau juga berharap bahwa industri contact center dapat berkembang lebih baik lagi di Indonesia karena memiliki tenaga kerja yang banyak dan juga infrastruktur yang mulai membaik.

Enjoy The Process
Mira Sonia – Juri Praktisi – Direktur Marketing & Operasional PT. SIM

Demikian kesan dari kedua juri yang telah berpartisipasi dalam event TBCCI 2016. Setiap dewan juri pastinya telah melakukan penilaian secara profesional kepada masing-masing peserta yang telah melakukan penampilan terbaik. Bapak Andi Anugrah juga menjelaskan bahwa sistem penilaian dari setiap dewan juri yang terkumpul akan direkap menggunakan metode khusus, sehingga akan didapatkan hasil yang akurat dan terpercaya.

Pesan dan harapan yang disampaikan oleh Bapak Andi Anugrah dari ajang ini:

“Menang kalah bukan menjadi tujuan utama dari event ini, tapi proses pembelajarannya yang sangat penting. Dengan demikian seluruh partisipan dalam event The Best Contact Center Indonesia 2016 ini akan dapat mengembangkan dirinya lebih baik.”

Bersabar menghadapi kemacetan di Jakarta untuk mencapai tempat yang dituju, sama dengan kita menikmati proses pembelajaran untuk mencapai tujuan. Semoga harapan dari Bapak Andi Anugrah ini dapat terinternalisasi pada masing-masing partisipan ya. Tetap semangat! (SJA-MKU)