Alyah Amalia
Sejarah mencatat nama-nama seperti B.J. Habibie, Sri Mulyani, Anggun C. Sasmi, dan Rio Haryanto sebagai orang Indonesia dengan label “pertama” pada bidangnya masing-masing. B.J. Habibie dengan prototype pesawat buatannya, Sri Mulyani sebagai Managing Director World Bank, Rio Haryanto berlaga di arena Formula 1 (F1), dan Anggun sukses menggaungkan suara emas hingga ke seluruh dunia.
Kesempatan untuk menjadi yang pertama juga dimiliki oleh salah satu peserta The Best Contact Center Indonesia (TBCCI) kategori Manager dari PT Angkasa Pura II. Temui Robby Saputra, pria kelahiran 22 November 1980 ini melakukan persiapan selama 2 – 3 bulan untuk menghadapi para juri. Robby mengaku nervous di awal, namun ketika juri mempersilakan, suara lantang, grogi pun hilang.
“I can accept failure, but i can’t accept not trying.”
Sepotong kutipan dari tokoh favoritnya, Michael Jordan, memberinya semangat dan optimisme untuk merengkuh gelar juara.
“(saya akan) mengangkat kedua tangan, mengucap syukur alhamdulillah, dan membasuhnya.” Begitulah kira-kira ekspresi Robby apabila dinobatkan menjadi juara pertama sambil mendekatkan kedua telapak tangan pada wajah sebagai tanda syukur.
Suasana Hari Kedua
Tes presentasi TBCCI dilanjutkan dengan mempertandingkan Kategori Reguler dan Best of The Best Team Leader, Reguler dan Best of The Best Supervisor, Manager, Agent Premium, dan Best of The Best Agent.
Suasana pagi pada kompetisi hari kedua, sedikit lebih sepi dibanding hari pertama. Waktu menunjukan pukul 08.00 namun bangku yang tersebar di lorong kelas yang disediakan panitia untuk menunggu, masih banyak yang belum terisi. Belum tampak rombongan peserta yang melakukan foto bersama di depan banner utama ICCA seperti yang terlihat di hari pertama. Atmosfer persaingan baru terasa semarak menjelang pukul 09.30 pagi saat supporter mulai berdatangan.
Kami berkesempatan mewawancarai Dahlia, perwakilan dari PT Pertamina ini memiliki kisah berbeda dengan Robby Saputra. Dahlia pernah mencatatkan sejarah sebagai pemenang agent inbound pada TBCCI 2014. Dan tahun ini, Dahlia datang dengan semangat baru mengusung tema F1 lewat kategori Best of The Best Team Leader.
Dahlia mengungkapkan alasan mengapa mengangkat sosok Rio Hariyanto pada materi presentasinya. Wanita yang memiliki senyum ramah ini sangat menyukai dunia balap. Selain itu, perusahaan tempatnya bekerja merupakan salah satu sponsor yang mendukung kiprah Rio pada arena F1.
Saat ditanya mengenai arti TBCCI untuk dirinya, Dahlia menjelaskan, “sangat bagus terutama dalam meningkatkan kualitas kita, ketemu peserta dari perusahaan-perusahaan lain, membuat ruang lingkup kita berkembang, bisa cari informasi dari contact center lain, dan diterapkan di tempat kita kalau informasinya bermanfaat.”
Tips Handling Nervous
Walaupun telah memiliki pengalaman menjadi juara, Dahlia tetap merasakan gugup saat bertatap muka dengan dewan juri. Dahlia dan peserta lainnya membagikan tips dan triknya kepada kami dalam meng-handle nervous, sebagai berikut:
Seperti diungkapkan oleh Charly Paul Tompodung dari Halo BCA, doa merupakan sebuah keharusan sebelum melakukan kegiatan apapun, dan dengan berdoa dapat mengalahkan segalanya termasuk rasa gugup;
Masih dari peserta yang sama, untuk menjaga energi agar tidak terkuras, sama halnya dengan batere, energi perlu di-charge lagi agar pada hari H, bisa 100% kembali;
Febry Dwi Putra misalnya, peserta dari Pusintek ini menjadikan sosok Taufik Hidayat sebagai panutannya ketika membawakan presentasi. Sosok Taufik menginspirasi Febry sehingga dia menjelma menjadi seorang pejuang layaknya pebulutangkis saat berada di tengah lapangan;
Keyakinan tumbuh karena latihan yang continue. Keluarkan suara lantang agar grogi hilang;
Dengan mengatur napas, peserta dapat lebih mudah mengatur intonasi dan volume suara. Eye contact dengan juri diperlukan agar peserta terlihat percaya diri dan terkesan nyaman saat membawakan presentasi;
Nikmati setiap detiknya dan pasrahkan hasilnya, karena yang terpenting adalah memberikan penampilan maksimal sehingga peserta tidak terbebani dengan hasil.
Yang (Mungkin) Terlupakan
Dalam perjalanan kami menemui para calon juara TBCCI, kami melihat ada sosok lain di sekitar mereka yang walaupun memiliki peran kecil, namun tetap memberikan kontribusi secara tidak langsung.
Diantara mereka adalah:
Ucapan terima kasih perlu kita sematkan kepada Bapak Deni Surahman. Berkat jasa beliau, peserta merasakan keamanan dan kenyamanan di area TBCCI. Pria paruh baya ini bertugas dua belas jam dalam sehari. Layanan yang diberikan tidak memandang status, sehingga siapapun yang datang kepada beliau untuk meminta bantuan, beliau akan dengan sigap membantu;
Beruntung kita memiliki Bapak Galih. Saat kami temui, beliau sedang bercengkrama dengan rekannya. Kami tertarik menyisipkan profil beliau pada tulisan kami karena dedikasinya yang tinggi terhadap pekerjaan. Kita tidak perlu merasa risih akan kebersihan kamar mandi karena dengan segera beliau membersihkannya setelah digunakan.
Menjadi seorang juara yang melegenda, tidak hanya dituntut memiliki knowledge dan skill yang mumpuni, ada hal lain yang tidak kalah penting yaitu attitude. Salah satu hal sederhana yang dapat kita tunjukkan adalah dengan menjaga kebersihan. Seperti pesan yang kami sarikan dari pernyataan Bapak Galih:
Mari ciptakan kenyamanan bersama, jaga kebersihan lingkungan sekitar, rawat fasilitas gedung, dan buanglah sampah makanan dan minuman pada tempatnya, terutama di sekitar area supporter.