ICCA Indonesia
Rabu, (3/8) merupakan digelarnya acara ICCA (Indonesia Contact Center Association) 2016 di Kalbis Institute Jakarta. Pada hari ketiga ini suasana di lantai 7 Kalbis Institute Jakarta tidak kalah ramai dengan hari-hari sebelumnya. Untuk hari ketiga ini masih berlangsung perlombaan presentasi individu untuk kategori back office, agent regular dan BTB BO & QA.
Rencana yang sempurna hanyalah sebuah rencana, karena sempurna itu tidak ada, kecuali Sang Pencipta.
Ekspresi dan perasaaan peserta setelah melakukan presentasi di depan juri pun bermacam-macam. Ada yang merasa puas sekali dengan presentasinya, ada yang merasa kurang maksimal, juga ada yang kesal karena alat penunjang presentasinya tidak berjalan baik.
Awal pagi ini ketika kami datang terdengar suara riuh pendukung dari PT Telekomunikasi Indonesia meyambut wakilnya, Anggi Ocktaviani, yang merupakan dari kategori agent regular yang baru saja keluar dari ruangan presentasi. “Luar biasa, awalnya meneganggakan, tapi Alhamdulilah lancar, dan semua juri merespon” Ucap Anggi sambil tersenyum manis.
Anggi membawakan materi dan konsep pekerjaannya sehari-hari sebagai agent yang dianalogikan seperti balerina yang sudah dipersiapkannya selama 6 bulan.
“Jadi, kan, karakter balerina itu lemah lembut, terus dia lihai gerakannya. Jadi, agent itu harus lemah lembut sama pelanggannya dan harus lihai cari data”. Ucap Anggi.
Ada pula peserta yang jauh-jauh datang dari Semarang, dia adalah Fajar Cita Wibowo, perwakilan dari Garuda Indonesia untuk presentasi individu kategori agent premium.
“Alhamdulilah sudah beres. Tadi, pas presentasi maksimal, sih. Tapi agak kegganggu sama clip on.”
“ Tadinya waktu nyaman-nyaman aja, tapi pas bergerak move sana, move sini, hampir copot.” Ujar Fajar setelah keluar dari ruang presentasi.
Fajar membawakan materi dengan tema fotografi. Disini fajar menganalogikan tantangan seorang fotografer dalam mengambil gambar suatu objek, dan dianalogikan dengan pekerjaannya sebagai agent contact center.
“Tantangannya itu adalah light, jadi saya analogikan tantangan seorang fotografer dalam mengambil gambar itu soal cahaya. Lalu kreatifitasnya dengan menggunakan alat bantu yang biasa digunakan fotografer seperti flash external, setting-an ISO, dan tripod.” Kata Fajar menjelaskan.
“Lalu hubungannya dengan pekerjaan saya itu, seorang fotografer itu, kan, langsung berhadapan dengan objeknya. Tidak mungkin dia dibalik ruangan ini, objeknya di ruangan sana. Dan seorang agent contact center itu garda terdepan, paling depan, jadi dia harus berhadap-hadapan dengan pelanggannya.” Tegas Fajar.
Untuk peserta kategori back office perwakilan dari Bank Panin, Meida Widiastuti. Yang membawakan materi soal “mengapa memilih berkarir di back office?”, terlihat lega sesaat keluar dari ruangan presentasi.
“Lega banget!! karena saya sudah memberikan yang terbaik tadi di dalam” Ucap Meida.
“Tadi saya membawakan materi soal—‘mengapa saya berkarir di back office?’, tantangan yang dihadapi, terus cara menghadapi tatantangan tersebut, sama kenapa saya layak jadi juara” Ucap Meida.
Meida menuturkan tantangan di back office itu ada 3; fokus, mengatur waktu, kejenuhan.
“Kalau untuk tantangan di back office itu ada 3. Pertama itu fokus, kita harus fokus dan teliti dalam melakukan pekerjaan. Terus yang kedua itu pasti ngatur waktu, karena kita masing-masing dari kita diberi deadline. Lalu yang ketiga itu adalah soal kejenuhan, kita, kan, kerjanya dibalik layar, depan komputer, jadi kita kadang-kadang suka jenuh dan suka nggak semangat lagi untuk memulai pekerjaan” Ucap Meida.
“Cara saya, sih, refreshing, supaya kita nggak jenuh, juga refreshing itu bisa menjalin keakraban di dalam tim back office supaya solid. Terus saya membuat work instruction, supaya saya tetap fokus, jadi setiap pekerjaan yang saya kerjakan itu lebih terarah. Kemudian cara mengatur waktu, supaya semuanya selesai tepat pada waktunya.” Ucap Meida memberikan beberapa tips untuk mengatasi tantangan di back office.
You must be logged in to post a comment.