Alyah Amalia
Memasuki hari ketiga babak ujian presentasi di ajang pencapaian prestasi TBCCI (The Best Contact Center Indonesia) 2015, para peserta tetap menjaga semangatnya agar tetap prima. Diselenggarakan oleh ICCA (Indonesia Contact Center Association), jumlah peserta pada Kamis, 7 Mei 2015 sebanyak 138 orang dengan kategori sebagai berikut : desk control sebanyak delapan orang, telemarketing berjumlah enam belas orang, telesales enam belas peserta, team leader customer service sebanyak enam belas orang, customer service dua puluh enam peserta, team leader outbound berjumlah dua puluh dua orang, IT support sebanyak dua puluh tujuh orang, dan manager customer service sebanyak sembilan orang peserta.
Pemandangan yang tertangkap mata tidak jauh berbeda memang dengan dua hari sebelumnya, penampilan para peserta di hari terakhir presentasi ini semakin unik. Salah satunya dilihat dari tema presentasi yang dibawakan. Lagi-lagi mereka semua mempersiapkan diri dengan matang untuk masing-masing presentasinya. Sejak pagi sebelum waktu menunjukkan pukul 08.00 WIB, sudah hadir beberapa peserta yang dijadwalkan presentasi paling awal di ruang tunggu utama lantai dasar Balai Kartini. Masing-masing peserta berpenampilan menyesuaikan tema yang sudah dipilih. Ada peserta yang memakai pakaian adat, berpakaian layaknya seorang dalang, menjadi petualang, pembalap handal, pemain biola, tokoh daerah, dan lain sebagainya. Raut wajah mereka terlihat begitu penuh semangat mengikuti tahap lanjutan dari ujian tertulis TBCCI 2015 pada 27 April 2015 lalu.
Semangat tinggi para peserta terbukti dari persiapan yang cukup matang, yang mendorong mereka semua untuk menunjukkan sikap profesional sebagai perwakilan perusahaan yang mengangkat tema tertentu, yang tetap mengutamakan kelengkapan materi presentasi. Kuatnya semangat untuk menang tak hanya bersumber dari pribadi yang mengikuti ujian tahap dua ini, melainkan juga turut dikobarkan dari para pendukung yang datang memberikan semangat untuk memperkuat mental rekannya yang menjadi peserta. Sorak sorai para pendukung terdengar tetap meriah, penuh gairah dan semangat, membuat ruangan di Balai Kartini menjadi ramai dan hangat.
Diantara sekian banyak peserta yang hadir, adalah Nurdiana, lelaki bertubuh tinggi dan tegap berpenampilan meniru Wiro Sableng ini datang dari PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk. dengan kategori peserta sebagai customer service. Ia mengenakan pakaian serba putih seperti Wiro Sableng lengkap dengan kapak 212 yang ia selipkan dibalik ikat pinggangnya serta sandal pendekar Indonesia zaman dahulu. Saat ditanya mengenai penghargaan apa yang ingin diperoleh, ia menjawab “Giok. Hahahahaha…!” selorohnya sambil tertawa. Sedikit bebannya sudah berkurang karena ia sudah selesai presentasi dengan lancar sehingga ia masih bisa memberikan semangatnya pada rekan yang lain.
Berbicara tentang semangat, kobaran semangat juga dibakar habis oleh Arya Kristina, wanita berparas cantik asal Semarang ini menjadi peserta untuk kategori team leader customer service mewakili PT. Kereta Api Indonesia (Persero) untuk daerah operasional Surabaya dan Jember. Ia tetap terlihat anggun meskipun mengenakan pakaian tentara. Persiapannya betul-betul matang untuk presentasi kali ini. Arya mendapatkan jadwal presentasi pada pukul sembilan pagi, namun ia sudah di tempat pukul setengah enam pagi. Alasannya adalah karena ia ingin memastikan bahwa persiapannya sudah dipastikan matang sebelum ia memulai presentasi di hadapan para dewan juri. Selain menyiapkan materi, ia juga memoles diri agar terlihat lebih cantik dengan kostum tentaranya.
Mengapa tentara? Menurutnya, seorang pemimpin harus mampu menjadi contoh yang baik bagi orang-orang dalam rengkuhan tanggung jawabnya. Selain bertanggung jawab, seorang pemimpin juga harus memiliki sifat dan sikap tegas namun tetap mampu mengayomi untuk memberikan pelayanan terbaik bagi para pelanggan PT. Kereta Api Indonesia (Persero). Tak berhenti sampai disitu, alasan dipilihnya tentara sebagai tema presentasi, baginya team leader customer service harus selalu siap siaga menghadapi tantangan dan halangan yang bisa saja datang tiba-tiba. Pun dalam menghadapi rintangan-rintangan yang ada, seorang pemimpin harus bisa mencari jalan keluar terbaik untuk mengatasinya agar tetap dapat memberikan pelayanan terbaik bagi para pelanggan.
Sejalan dengan Arya Kristina dari PT. Kereta Api (Persero) dalam menghadapi tantangan untuk memberikan pelayanan prima bagi pelanggan, peserta wanita hebat yang lainnya adalah Yuniar Fella Anggraeni. Ia tampak cantik dengan balutan pakaian pembalap berwarna kuning lengkap dengan helm. Ia maju menjadi peserta TBCCI 2015 dalam kategori telesales PT. Holcim Indonesia, Tbk. . Ia memilih tema pembalap dengan mengambil sisi tantangan dalam mencapai tujuan. “Ya, pembalap itu menurut saya memiliki banyak tantangan untuk mencapai garis akhir. Salah satunya ya dari kecepatan saat berada di lintasan. Bagaimanapun, seorang pembalap harus bisa mencapai garis akhir dengan waktu yang singkat.” Ujarnya. Fella, begitu ia biasa disapa, melanjutkan, menurutnya hal itu jugalah yang ia hadapi sebagai seorang telesales.
Bidang boleh berbeda, namun seorang pembalap dan telesales sama-sama menghadapi tantangan dalam hal kecepatan dan ketepatan. Seorang telesales juga harus mampu bekerja dengan cepat, dalam ruang lingkup pelayanan khususnya, yakni harus mampu memberikan informasi kepada para pelanggan dengan cepat dan tepat untuk pencapaian pelayanan terbaik sebagai perumpaan garis akhirnya meskipun banyak tantangan yang dihadapi. Presentasi yang sudah dilaluinya berjalan dengan lancar tanpa hambatan. Persiapan sudah dilakukan sejak bulan februari hingga satu minggu mendekati ujian. Selama proses pelatihan untuk persiapan presentasi di ajang bergengsi ICCA ini, Fella berlatih dengan disiplin selama kurang lebih dua setengah bulan sebelum ujian berlangsung. Dalam satu hari, ia mempersiapkan diri dengan membuat dan membiasakan diri menyajikan presentasi sebanyak tiga kali. Betul-betul giat!
Jumlah peserta yang paling banyak untuk meraih penghargaan besar The Best Contact Center Indonesia ada dalam kategori customer service. Siapa sangka, PT. Kereta Api Indonesia mengirimkan customer service terpilihnya untuk mengikuti persaingan sehat ini dengan jumlah peserta terbanyak jika dibandingkan dengan perusahaan lain. Dua belas orang peserta! Perwakilannya sendiri tidak hanya berasal dari wilayah Jakarta saja, melainkan dari seluruh daerah operasional kereta api di Indonesia. Jumlah peserta yang banyak dari PT. Kereta Api Indonesia (Persero) dengan kategori customer service tidak berarti mereka mengangkat tema presentasi diri yang sama. Memang, ada yang tetap mengenakan seragam identitas perusahaan, namun ada juga yang mengenakan seragam tugas sebagai customer service, mengangkat tema seniman sebagai pemain biola, dalang, adat Sumatera Utara, koki, dan petualang.
Di hari ketiga ujian presentasi TBCCI ini selesai lebih cepat dari dua hari sebelumnya. Suara riuh para pendukung sudah mulai menghilang, jumlah para peserta yang masih tinggal di Balai Kartini semakin sedikit. Mereka perlahan meninggalkan gedung besar saksi perjuangan mereka untuk membuktikan seberapa jauh mereka bisa mengukur kemampuan, seberapa kuat keyakinan mereka untuk berdiri di hadapan dewan juri. Dalam presentasinya, mereka mengenalkan dan menunjukkan siapa diri mereka dan apa yang dapat mereka lakukan. Doa dan berpasrah menjadi ujung dari setiap usaha para peserta untuk mencapai suatu penghargaan. Usaha sudah dilakukan, persiapan sudah dimatangkan, penghargaan sudah dinantikan, penilaian yang menentukan.
You must be logged in to post a comment.