Published on 12 July 2018

Omega

Words by:
avatar

ICCA Indonesia

Berita pagi ini, Timnas Inggris akhirnya harus dikalahkan Kroasia dengan skor 1-2. Padahal ada banyak pihak yang menjagokan The Tree Lions. Mungkin Anda adalah salah satunya. Tidak dapat dipungkiri bahwa negara dengan liga paling panas di dunia ini sangat mendambakan kemenangan. Tercatat dalam sejarah bahwa terakhir kali mereka juara dunia adalah pada tahun 1966. Langkah Inggris berakhir di semifinal piala dunia 2018.

Terkadang ada penyesalan setelah kata “akhir” dari sebuah hal. Peristiwa bisa berjalan sesuai rencana, namun ada kalanya harus berbeda. Anda boleh saja berharap hari ini cuaca akan cerah, namun kenyataan siapa yang tahu. Kalbis Institute hari ini dipenuhi harapan-harapan di hati para pesertanya. Semua orang tentu ingin menang. Seperti aforisme klasik yang banyak dipakai motivator bahwa, “hasil tidak pernah mengkhianati usaha”. Namun, pada kenyataannya semua orang juga berusaha, tapi tidak ada yang menjamin mereka akan menang.

Kita mungkin terlalu sering mendengarkan cerita motivasi yang berakhir happy ending, dan kadang dengan secara sengaja melewati cerita nyata kekalahan yang memilukan. Kita memilih cerita tentang kebahagiaan, dan membuang cerita sedih ke selokan. Memang hal tersebut tidak salah. Tapi kita harus bersiap untuk sebuah kepahitan.

Mental sekuat titanium adalah modal utama Sunaria Herlina untuk terus melaju. Ria, panggilan akrabnya. Hari ini dia menjadi salah satu perwakilan PT AXA Mandiri dalam lomba Teamwork kategori Quality Assurance (QA). Meski baru pertama kali mengikuti ajang The Best Contact Center Indoneisa (TBCCI), namun Ria sangat yakin dirinya bisa menang.

Sunaria Herlina, Peserta lomba teamwork Quality Assurance (QA) perwakilan PT AXA Mandiri,

 

“Baru pertama kali sih ikut acara TBCCI ini. Sempet deg-degan, tapi saya yakin MENANG,” ucap Ria penuh semangat.

Untuk mengikuti lomba teamwork TBCCI, Ria harus rela menyisihkan waktu liburnya untuk berlatih. Kadang sabtu, seringkali hari Minggu. Ria memang sosok perempuan yang kuat dan gigih. Sorot matanya ranum dan teduh. Wajahnya cantik dan tegas. Setegas wajah Ibu Susi Menteri Kelautan dan Perikanan, dan secantik Raline Shah. Berasal dari Kediri yang sering disebut “kampung inggris”, membuat Ria sangat menyukai pecel. Sudah 10 tahun Ria merantau di Jakarta. Sudah banyak pengalaman yang dia dapatkan.

“Pekerjaan itu tanggung jawab sendiri. Kita harus bertanggung jawab dengan tugas yang sudah diberikan perusahaan,” jelas Ria. Menurutnya, meskipun ada acara lomba TBCCI, bukan berarti dirinya terbebas dari tanggung jawab di kantor. Dia tetap harus menjalankan tugas-tugasnya, serta mencapai target-targetnya. Lelah memang, tapi Ria menjalaninya dengan sepenuh hati.

“Persiapan saya sejauh ini adalah mendengarkan recording dan saling memberi masukan bersama rekan setim lainnya,” lanjut Ria dengan asyiknya. Terlihat begitu senangnya dia berbagi. Rekan-rekan setimnya pun mengiyakan kalau Ria adalah teman yang supel dan senang sharing.

Keaktifan dan kesupelan Ria mengantarkan karirnya ke jenjang lebih tinggi. Saat ini Ria menjabat sebagai Supervisor QA di AXA. Sudah 2 tahun lebih dia menjabat sebagai Supervisor QA. TBCCI bukanlah ajang pertama yang dia ikuti. Sebelumnya Ria sudah pernah mengikuti ajang AXA Awards. Namun harus rela pulang tanpa medali. Dia belajar dari kegagalannya dalam ajang yang diikuti sebelumya. Pembelajaran adalah modal utama baginya.

“Meski kalah dalam AXA Awards, tapi saya banyak belajar hal-hal baru, seperti presentasi, cara handle nasabah dan lain sebagainya. Saya akan coba lagi nanti,” katanya optimis. “Tahun ini saya coba TBCCI. Kesan pertama seru. Saya banyak kenal orang baru. Menurut saya ajang seperti ini sangat penting ya. Selain sebagai ajang yang mengasah bakat, kita juga jadi bisa saling belajar satu sama lain,” lanjut Ria.

Sunaria Herlina dalam wawancara singkat

“Kalau gagal, saya akan belajar lagi untuk jadi pemenang. Dan kalau menang, saya juga akan belajar supaya bisa ke jenjang selanjutnya. Ke tingkat yang lebih tinggi lagi.” Lagi-lagi semangat yang dia punya terasa begitu meledak-ledak saat mengucapkan kata tersebut.

Optimis sekaligus realistis. Setiap lomba pasti ada yang menang dan ada yang kalah. Baik menang maupun kalah, Ria memilih untuk terus belajar. Karena dia percaya bahwa menang dan kalah bukanlah akhir dari cerita. Besok pagi dirinya tetap harus bangun dan berangkat ke kantor. Hidup terus berlanjut. Menang ataupun kalah, ada banyak pelajaran yang bisa diambil.

Omega adalah huruf ke-24 atau yang terakhir dalam alfabet Yunani. Namun, omega tidak mengakhiri sebuah kisah. Cerita-cerita dibentuk dari rangkaian huruf dan huruf. Setelah huruf omega ( Ω ), pasti ada huruf-huruf lainnya yang merangkai kata, dari kata kemudian menjadi kalimat, dari kalimat menjadi paragraf, hingga akhirnya membentuk satu kesatuan cerita yang utuh. Gagal itu hanya sebuah peristiwa. Sikap kitalah yang menentukan, apakah ini akhir dari perjalanan, atau cambuk untuk melangkah lebih cepat.

Nyatanya semua yang berakhir belum tentu sudah selesai. Terkadang akhir adalah awal yang baru, untuk langkah yang lebih baik. Mungkin kita hanya perlu untuk menjaga ingatan hari ini, sebagai usaha menjaga keseimbangan di masa depan.

PT. Bank Central Asia, Tbk (HNP & DH)

%d bloggers like this: