Published on 9 August 2016

Mengintip Pertimbangan Para Juri

Words by:
avatar

Alyah Amalia

BI — Ajang kompetisi The Best Contact Center Indonesia (TBCCI) 2016 memasuki segmen terakhir. Hari ini, Selasa (9 Agustus 2016) adalah lomba kecermatan dan kemampuan berpikir cepat melalui kategori Team Work. Adapun Bank Indonesia pada kategori Team Work ini ikut ambil bagian di Quality Team dan Smart Team. Meski raihan Smart Team jauh dari harapan di posisi empat besar, namun di Quality Team, Bank Indonesia berhasil meraih peringkat ke-4.

Namun kemenangan bukanlah segalanya. Apa yang didapat oleh Bank Indonesia pada ajang hari ini, merupakan hal baru yang bermanfaat, baik bagi diri sendiri maupun tim. Semua hal baru yang diperoleh dari ajang hari ini maupun yang telah dilalui, sesungguhnya merupakan bekal untuk melangkah ke depan.

6Kqa5mKvKali ini Bicara 131 akan menguak sedikit tentang apa yang dinilai juri selama empat hari perhelatan kategori individual yang dimulai sejak 1 Agustus 2016 lalu. Ada Wahyu Indra Sukma, salah satu juri dari Bank Indonesia, yang memiliki penilaian sendiri atas penampilan para peserta ajang. “Saya tidak terlalu mempermasalahkan mereka yang agak gugup atau kaku dalam memaparkan presentasinya di depan juri. Yang saya nilai adalah mental kerja mereka,” ungkap Wahyu Indra.

Lebih jauh, pria berjambang ini menerangkan, mental kerja yang dimaksud adalah bagaimana mereka bisa bertahan dengan pekerjaan mereka selama bertahun-tahun. “Makanya salah satu poin yang saya tanyakan bilamana mereka tidak menjelaskan kepada dewan juri, adalah sudah berapa lama mereka bekerja,” ujarnya. Dengan begitu, akan diketahui sejauh mana laras hati individu yang bersangkutan terhadap pekerjaannya. “Apakah dia memang mencintai pekerjaannya atau sekedar mencari nafkah saja.”

Juri selanjutnya, yakni dari kalangan akademisi. Dia adalah Elfira F. Harahap dari Fakultas Teknik jurusan Teknik Industri Universitas Trisakti. Elfira menekankan penilaian pada bagaimana setiap peserta mampu menerangkan produk perusahaan, lembaga, atau institusinya kepada stakeholder, dengan cara logis dan terstrukur. “Pokoknya harus ada unsur tata akademiknya,” ungkap Elfira.

Karena dengan dia mampu mengungkap secara holistik produk yang ‘dijual’ oleh perusahaan atau institusinya, apalagi hingga mengupasnya dari sisi manfaat secara logis sehingga mereka seperti mendapat pencerahan, Elfira menaruh nilai plus. “Kreatif boleh saja tapi harus masuk akal. Jangan alih-alih atas nama kreativitas, malah dirasa seperti mengada-ada. Maka itu, mereka harus piawai juga menerapkan apa yang mereka dapat selama mereka belajar dulu,” tukasnya.

Dan juri yang sedikit imajinatif namun logis, adalah dari Klip Pajak. Dia adalah Kepala Klip Pajak Kepala Klip Pajak, Henny Setyawati. “Hanya butuh keberanian berpikir. Itulah yang kami sebut out of the box,” ungkap Henny Setyowati. Cara berpikir out of the box Klip Pajak akhirnya terbukti. Pada kategori Smart Team, peringkat pertamanya tak lain adalah Klip Pajak.

Menurutnya, sesuatu hal tak harus dipikirkan secara mainstream. Karena semua masalah dapat dilihat dengan persepsi yang indah. “Semua tergantung cara berpikir kita, dibawa susah atau dibawa mudah.”

Sayangnya, Henny Setyawati pada kategori individual lalu, belum menemukannya peserta yang berpikir out of the box. “Tapi saya yakin pasti ada peserta yang out of the box. Mungkin yang ditangani tim juri yang lain,” pungkasnya. Selanjutnya, TBCCI akan memilih siapa saja yang berhak meraih medali platinum sebagai penghargaan tertinggi, medali emas, perak, dan perunggu, yang diumumkan pada 26 Agustus 2016. Wisata ke Korea Selatan adalah hadiah utama bagi peraih platinum ajang tahun ini.