Alyah Amalia
JAKARTA, ENSEVAL – Waktu menunjukkan tepat pukul 15 lebih 21 menit. Meski begitu, lantai enam dan tujuh bangunan bernuansa putih abu-abu ini tetap ramai saja. Padahal periode perkuliahan di Kalbis Institute ini baru akan dimulai bulan September mendatang. Rupanya sejak pagi tadi tengah berlangsung lomba The Best Contact Center Indonesia 2017. Ratusan delegasi yang berkompeten di bidangnya datang dari berbagai perusahaan yang tersebar di seluruh pelosok tanah air.
Bukan tanpa alasan mereka rela jauh-jauh datang berlaga di ibukota. Selain untuk mempresentasikan profil diri dan program kerja dengan semaksimal mungkin di hadapan dewan juri, ternyata ada khitah lain yang ingin mereka raih. Tidak hanya sekadar reputasi yang kian melambung, benchmarking ke luar negeri juga menjadi daya tarik tersendiri bagi para delegasi yang berhasil menduduki klasemen tertinggi dalam TBCCI tahun ini. Tak ayal hal itu turut menjadi salah satu motivasi yang semakin memacu semangat para peserta lomba untuk menampilkan yang terbaik.
Namun demikian, mereka tentu tidak berjalan seorang diri. Dibutuhkan pula tim yang solid untuk dapat membantu kelancaran lomba yang meliputi proses persiapan sampai eksekusinya pada hari-H. Hampir setiap peserta yang datang didampingi oleh supporter mereka masing-masing. Para pendukung setia itu akan senantiasa menemani peserta, mulai dari menunggu giliran presentasi hingga sekadar membantu membawakan barang pribadi sang peserta.
Entah disadari atau tidak, keikutsertaan para karyawan dalam ajang TBCCI 2017 ini merupakan salah satu bentuk loyalitas mereka terhadap perusahaan. Lihat saja beberapa dari mereka ada yang berasal dari luar Jakarta. Tentu mereka tidak main-main dalam mengikuti ajang contact center skala nasional ini. Tidak sedikit pula perusahaan yang mengirimkan lebih dari satu perwakilan untuk melebarkan kans dalam meraih kemenangan demi mengharumkan nama perusahaan. Seperti yang diungkapkan Putri Sintia Ismawati, dirinya mengikuti lomba TBCCI sebagai salah satu wujud kontribusi terhadap PT Telekomunikasi Indonesia. Selain itu peserta kategori Best of Best Agent Regular ini juga mengaku ingin mengharumkan perusahaan tempatnya bernaung.
Bukan hal yang mudah mengikuti sebuah kompetisi dengan membawa nama besar perusahaan. Meskipun lebih banyak tanggung jawab yang diemban, hal ini tak lantas menyurutkan semangat Naufal Virindra dalam melaksanakan kewajibannya sebagai peserta kategori Back Office (Small). Dengan mengikuti seleksi internal perusahaan, pria berkacamata ini pun berhasil lolos sehingga dapat turut berpartisipasi dalam kompetisi sekelas TBCCI. Belum lagi mimpinya untuk meraih hadiah utama ke luar negeri, membuatnya semakin berambisi untuk memenangkan kategori ini. “Motivasi saya pasti Eropa ya karena itu kan hadiah utamanya,” tutur Senior Assistant untuk Staff Customer Complaint Handling BNI Life Insurance ini sambil berseloroh.
Memasuki masa kerjanya yang hampir dua tahun, Naufal menganggap loyalitas itu adalah bagaimana kita dapat memberikan kontribusi terbaik dan semaksimal mungkin kepada perusahaan. Namun hal itu juga harus diimbangi dengan kehidupan pribadi kita sehari-hari. “Jadi kehidupan yang balance. Jadi tidak kerja-kerja terus, kasih kontribusi yang terbaik saat kerja. Pasti rezeki nanti akan mengikuti usaha tersebut,” ujar pria kelahiran 18 September 1994 ini.
Lebih spesifik lagi, menurut Indri Kaniasari, loyalitas adalah seberapa besar kepedulian kita terhadap perusahaan, juga karya nyata apa yang bisa kita berikan ke perusahaan meskipun hanya hal kecil. “Contohnya kedisiplinan dalam waktu, terlambat datang saja dapat mempengaruhi performa kerja,” papar Agent Senior yang sudah bersama Bank Indonesia selama hampir 3 tahun ini. Kapasitas untuk merangkul teman-teman sesama agent juga merupakan salah satu bentuk loyalitasnya terhadap perusahaan, menjadi mentor untuk para agent baru, dan memberikan training adalah sedikit dari kontribusinya terhadap Bank Indonesia sebagai Bank Sentral tanah air.
Tidak jauh berbeda, Enti Ulfa Saidah juga mengatakan bahwa kontribusi terhadap perusahaan dapat dimulai dari hal sederhana seperti menambah jam kerja pada saat pekerjaan sedang menumpuk. “Loyalitas sangat penting bagi saya dalam bekerja karena dengan loyalitas itu kita akan memberikan yang terbaik bagi perusahaan di manapun kita bekerja,” ucap delegasi PT Anugerah Pharmindo Lestari ini. Apabila kita sudah memiliki jiwa loyalitas tersebut, sudah pasti kita akan tergerak untuk menjadi lebih giat dalam bekerja demi mewujudkan tujuan perusahaan.
Lulusan S1 Administrasi Bisnis Universitas Pasundan ini juga mengemukakan bahwa sebuah loyalitas tidak dapat diukur dari seberapa lama orang tersebut bekerja pada suatu perusahaan, melainkan lebih kepada seberapa besar kontribusi positif yang telah ia berikan kepada perusahaannya. Tak hanya sampai di situ, loyalitas yang baik seharusnya tidak berjalan satu arah dari karyawan ke perusahaan saja. Namun perusahaan juga harus memperhatikan bentuk kesetiaannya kepada para karyawan yang telah mendedikasikan waktu dan tenaganya bagi perusahaan. Dengan demikian tercipta kesinambungan di antara keduanya dalam mencapai ekspektasi yang diharapkan.
Berdasarkan situasi-situasi yang telah dijabarkan oleh para pejuang Contact Center ini, kita dapat menarik kesimpulan bahwa loyalitas dapat memacu seseorang untuk berperan serta dalam mengembangkan citra perusahaan dan kepuasan pelanggan. Selain itu, nyatanya loyalitas tidak hanya sebatas kewajiban karyawan kepada perusahaan tetapi juga sebaliknya, perusahaan menjadi maju dan berkembang karena didukung sumber daya manusia handal dengan semangat loyalitas tanpa batas.
(CSR/ANS/EPM)
You must be logged in to post a comment.