Published on 6 May 2015

Lain Babak, Lain Cerita

Words by:
avatar

Alyah Amalia

Balai Kartini, Jakarta 6 Mei 2015 – Terik matahari mengantarkan senyum penuh gairah dan semangat para peserta The Best Contact Center Indonesia 2015 (TBCCI 2015). Masih di acara yang sama, ajang prestasi TBCCI 2015 yang diselenggarakan oleh ICCA–Indonesia Contact Center Association–ini masih berlanjut. Ujian presentasi dalam pemilihan calon juara TBCCI memang berlangsung selama tiga hari sejak dimulai pada Selasa, 5 Mei 2015 kemarin. Jika pada hari sebelumnya adalah jadwal presentasi untuk kelompok supervisor, team leader, quality assurance dan trainer, kali ini merupakan waktu unjuk diri bagi kelompok peserta yang lain. Pada tahap kedua di hari ke dua ini, para peserta yang berjumlah lebih dari 100 orang dengan bangga dipercaya untuk mewakili perusahaan masing-masing. Adapun untuk nama-nama perusahaan yang ikut serta mengirimkan orang terpilihnya adalah perusahaan besar di Indonesia. Babak berikutnya masih dengan jenis ujian yang sama, yakni presentasi diri. Lantas apa yang berbeda? Perbedaannya adalah kelompok peserta yang hadir. Kategori Agent Inbound, Agent Premium, orang-orang yang berjibaku di bagian Back Office, dan Agent Social Media.

Rofiq Indra Suksmana, peserta dari PT. Garuda Indonesia (Persero), Tbk.
Rofiq Indra Suksmana, perwakilan peserta Back Office dari PT. Garuda Indonesia (Persero), Tbk.
Fenni Fabrina, peserta dari PT. Holcim Indonesia, Tbk
Fenni Fabrina, peserta dari PT. Holcim Indonesia, Tbk. sebagai peserta Agent Inbound
Hanif Ardiawan, peserta dari PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk sebagai agent social media
Hanif Ardiawan, peserta dari PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk sebagai agent Social Media

Jumlah peserta dengan kategori berbeda ini memang tidak sama dengan tahap sebelumnya. Memang tidak lebih sedikit, justru lebih banyak dari sebelumnya. Sejak pagi para peserta mengisi daftar kehadiran untuk memastikan bahwa namanya betul-betul terdaftar atau dengan kata lain, tidak gugur saat ujian, dan mendapatkan jadwal presentasi berikut ruang ujiannya. Agent dari berbagai perusahaan itu juga mengangkat ragam tema seperti yang lainnya. Jenisnya sungguh tak kalah menarik. Tak kalah menariknya adalah jenis tema yang dipilih lebih berani dan kreatif. Sejak pagi sudah tampak peserta yang sudah berpakaian lengkap sesuai dengan tema. Apa sajakah? Ada yang berpakaian dan berpenampilan a la tokoh film Tarzan, pengusaha muda, pramugari, wanita Jepang dengan kimononya, sampai seperti salah satu tokoh film Matrix. Tema yang diangkat para peserta juga menunjukkan kreativitas yang berbeda-beda, mulai dari tema adat budaya seperti tokoh dalam kebudayaan Sunda sebagai Nyi Iteung, tema petualangan dengan berpakaian layaknya seorang petualang, budaya Jepang, film Matrix, perawat, dan lain-lain.

Salah satu peserta yang mengangkat tema unik adalah Fenni Fabrina, agent inbound yang mewakili PT. Holcim Indonesia, Tbk. Saat ditanya mengenai waktu persiapannya, ia hanya menjawab singkat, “Sebentar. Nggak sampai satu bulan.” Ia memilih tema mistis untuk dibawa saat presentasi. Penampilannya turut mendukung tema yang diangkat, terlihat jelas dari pakaian serba hitam legam berbentuk jubah panjang. Fenni memperkuat temanya dengan membawa tongkat hitam bak tokoh jahat dunia hitam yang sering muncul di film khayalan. Tak hanya tongkat sihir, perempuan berjilbab itu juga melengkapi penampilannya dengan mengenakan tutup kepala bertanduk seperti gambaran tokoh iblis. Totalitas!

Masih berwarna hitam-hitam, adalah Hanif Ardiawan, seorang agent social media dari PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk., dengan mengambil tema futuristic, pria bertubuh tinggi ini berpenampilan menyerupai salah satu tokoh Matrix untuk dibawa dalam presentasinya. Ungkapan rasa lega tampak jelas saat ia selesai melakukan presentasi di hadapan dewan juri. Berkali-kali ia menyeka keringatnya selepas keluar dari ruang presentasi sambil bercerita singkat terkait persiapannya yang juga tidak lebih dari satu bulan.

Suasana kali ini terlihat lebih santai sejak pagi sampai dengan sore hari, terbukti dengan adanya sorak sorai dari kawan-kawan tim yang turut hadir untuk memberikan dukungan. Dari kejauhan pun terdengar suara riuh para pendukung yang berseru memberikan semangat pada rekannya yang akan maupun selesai presentasi. Pendukung paling ramai adalah tim dari PT Pertamina (Persero). Tak hanya berseru, mereka juga membuat bunyi-bunyian menggunakan balon-balon berwarna merah yang saling diadukan hingga menimbulkan suara riuh yang menggema di ruangan Balai Kartini. Setiap kali ada rekan tim yang keluar dari ruang ujian, sontak mereka langsung bersorak dengan tak henti-hentinya memukulkan balon satu dengan balon lainnya hingga membuat suasana kian ramai untuk terus membakar semangat satu sama lain. Tim pendukung dari PT. Pertamina (Persero) ini tak hanya ramai karena suara-suaranya, melainkan juga mereka menunjukkan kekompakkan dengan berpenampilan berbeda dari yang lain. Jika sebagian besar tim pendukung lain memakai pakaian identitas perusahaan, tim dari Pertamina ini juga mengenakan seragam Pertamina, namun yang membuatnya lebih berbeda dari yang lain adalah tampilan dengan menambahkan rambut palsu berwarna-warni lengkap dengan styrofoam bertuliskan ‘Pertamina’.

Tim pendukung PT. Pertamina (Persero)
Tim pendukung PT. Pertamina (Persero)

Meskipun banyak pendukung yang berusaha menyemangati, tak lantas menghilangkan kegugupan para peserta presentasi. Dengan usaha untuk mengurangi dan menghilangkan rasa gugup karena akan memasuki ruang presentasi, mereka juga tetap harus menjaga ‘keutuhan’ tema yang akan mereka tunjukkan. Materi presentasi juga tetap harus mampu mereka sajikan dengan sempurna di hadapan para juri yang sudah berpengalaman. Tak sedikit yang bolak-balik ke kamar kecil, entah betul karena ingin buang air kecil atau untuk menghilangkan rasa gugup yang tak kunjung hilang.

Tidak hanya karena dewan juri yang berkualitas dan menguasai betul bidang layanan informasi pelanggan yang membuat nyali para peserta naik turun, jumlah dewan juri yang menguji pun mempengaruhi. Menurut pengakuan para peserta, dalam setiap ruang ujiannya, dewan juri yang memberikan penilaian berjumlah kurang lebih sepuluh dewan juri. Raut wajah para juri juga berperan utama dalam menggoyang mental, kemantapan dan keyakinan para peserta.

Saat keluar dari ruang presentasi, ada peserta yang menunjukkan ekspresi lega, senang, dan lepas. Mereka sangat bahagia karena mampu menjalani ujian presentasi dengan lancar dan tanpa hambatan. Selama berlangsungnya presentasi, peserta mampu menyajikan dengan baik tanpa kendala yang berarti. Para juri ada yang terlihat kagum dan memberikan penghargaan langsung seperti memberikan senyuman sembari bertepuk tangan, bahkan pelukan dari para juri usai presentasi ditutup oleh peserta. Bentuk penghargaan yang mungkin tampak sederhana, namun siapa sangka hadiah kecil tersebut mampu membangkitkan semangat dan keyakinan diri bagi para peserta. Alhasil, para peserta keluar dari ruang ujian dengan tangis haru bercampur senyum bahagia.

Walaupun terdapat kendala pada saat presentasi, ada juga peserta yang tetap percaya diri dan bersemangat, bahkan terlihat santai. Hal ini dikarenakan mereka merasa sudah cukup berusaha memberikan yang terbaik dalam ajang prestasi TBCCI 2015 ini. Berbicara tentang kendala pada saat presentasi, rupanya tak sedikit peserta yang mengalami hal serupa. Akibatnya, ada beberapa peserta yang tiba-tiba terdiam, lemas dan menunjukkan wajah sedih, tidak yakin, dan bahkan menangis. Pasrah

Menurut keterangan yang disampaikan oleh beberapa peserta yang enggan disebutkan namanya, hambatan pada saat presentasi muncul akibat gangguan teknis terkait sarana dan prasarana di ruang ujian presentasi. Contohnya, ada peserta yang harus menghentikan presentasi karena slide powerpoint tidak bergerak atau berjalan sebagaimana mestinya. Ada juga yang menyayangkan terjadinya kendala presentasi yang lain seperti musik dan video yang tidak terdengar atau tidak muncul. Hal-hal tersebut membuat para peserta patah semangat dan sangat tidak yakin akan lolos.

Setelah ujian presentasi selesai, para peserta sedikit demi sedikit meninggalkan Balai Kartini dengan perasaan yang bercampur aduk. Akhirnya ujian berhasil dilalui walau ada kendala yang memang harus dihadapi. Bagaimanapun hasilnya, usaha terbaik telah dilakukan oleh para peserta. Kini para pejuang contact center ini tinggal menunggu hasil penilaian juri.