Andi Anugrah
Jumat, 17 September 2021 – Tahap II sesi wawancara perlombaan The Best Contact Center Indonesia 2021 untuk para peserta kategori Individual telah selesai diselenggarakan. Dalam sesi wawancara Individual, terdapat total 175 peserta yang ikut serta dengan 19 kategori yang diperlombakan. Seluruh peserta telah berhasil melakukan sesi tanya jawab dengan jumlah pertanyaan maksimal 4 pertanyaan dan total durasi maksimal 15 menit.
Perlombaan ini tidak akan berjalan lancar tanpa adanya seorang moderator. Moderator pada sesi wawancara perlombaan individual TBCCI 2021 ini bertugas untuk memberikan pertanyaan kepada para peserta yang sudah disediakan oleh panitia. Adapun para moderator yang telah bertugas pada sesi wawancara Individual selama dua pekan, yaitu Henny Setiawati (Ketua Bidang Keanggotaan ICCA), Anita Rizqiana (Ketua Bidang Penghargaan ICCA), Evi Riawati (Bendahara ICCA), Robby Saputra (Ketua Bidang Sosial ICCA), Rendar Mahardika Putra (Bidang Keanggotaan ICCA), Yesica Dyah Oktavia (Panitia TBCCI 2021), dan Jefri Ritonga (Panitia TBCCI 2021).
Berikut kesan dan pesan yang diberikan oleh para moderator serta pengalamannya berpartisipasi dalam perlombaan kategori individual The Best Contact Center Indonesia 2021.
Evi Riawati, Bendahara ICCA
Ibu Evi Riawati selaku Bendahara ICCA mengatakan bahwa menjadi moderator wawancara Individual TBCCI 2021 secara online tentu memberikan kesan yang luar biasa dibandingkan dengan menjadi moderator lainnya. Baginya menjadi moderator lomba tingkat nasional sudah menjadi kebanggaan tersendiri. Terlebih lagi ia menjadi spotlight bersama peserta lomba sepanjang perlombaan berlangsung. Ini menjadikannya tantangan untuk mampu membuat peserta nyaman sehingga dapat menjawab pertanyaan dengan baik, sekaligus menjaga semangat bagi para dewan juri agar tetap fokus dan objektif dalam memberikan penilaian untuk peserta pertama hingga terakhir.
Ibu Evi pun bersyukur karena bisa menjadi moderator wawancara online TBCCI untuk kedua kalinya. Selama dua kali menjadi moderator, ia tidak pernah menemukan kesulitan karena penyelenggaraan perlombaan ini semakin baik serta dukungan dari panitia dan tim teknis Telexindo yang semakin andal. Tetapi, ia memiliki tantangan yang harus dihadapi sebagai seorang moderator, seperti kestabilan jaringan, noise, meredakan ketegangan peserta, serta menjaga semangat para dewan juri.
Ia juga menyampaikan bahwa ia merupakan anggota komunitas healer. “Di saat-saat penat menyerang, saya berinisiatif berbagi cara untuk self-healing, stretching exercise, dan juga tapping therapy untuk mengendurkan syaraf dan otot yang mulai tegang sehingga dewan juri selalu berada dalam kondisi fresh baik saat menilai peserta pertama hingga peserta terakhir,” jelas Ibu Evi.
Ada pengalaman baru yang Ibu Evi dapatkan sebagai moderator di tahun ini. Tahun ini merupakan pertama kalinya ia menerima tugas sebagai moderator Agent English. “Wah ini KPI saya tahun ini, sekaligus tantangan untuk maju dan tidak berhenti belajar,” ungkapnya. Presentasi dan kompetisi dalam Bahasa Inggris sudah ia ikuti sejak tahun 2009 di ajang kompetisi contact center tingkat Asia Pacific dan tingkat dunia. “Tetap saja, saya harus berlatih dan melakukan dry run sebelum hari H. Alhamdulillah semuanya berjalan lancar bahkan sempat chit-chat ringan dengan peserta dalam bahasa Perancis….ehmm….,” lanjutnya.
Ibu Evi pun memberikan beberapa pesan dan tips untuk para peserta lomba TBCCI di tahun berikutnya. Ia berkata bahwa lakukanlah latihan menjawab pertanyaan dari presentasi yang telah dibuat. Jangan membaca catatan atau pop-up message di screen atau monitor saat menjawab pertanyaan. Body language, dan ekspresi wajah pun mempengaruhi penilaian juri. “Berdoa dan lakukan yang terbaik untuk diri Anda juga perusahaan Anda. Semangat menyambut TBCCI 2022,” ucap Ibu Evi.
Robby Saputra, Ketua Bidang Sosial ICCA
Selaku Ketua Bidang Sosial ICCA, Bapak Robby Saputra memamparkan kesannya menjadi seorang moderator dalam perlombaan wawancara Individual TBCCI 2021. Menurutnya, ini merupakan pengalaman yang luar biasa karena ia banyak belajar dari para peserta. Ia belajar dari para peserta tentang bagaimana menjawab pertanyaan-pertanyaan yang disampaikan olehnya, berdasarkan dengan pengalaman yang mereka alami. Para peserta pun berhasil dan sukses menjalani wawancara tersebut.
Tak hanya peserta, ia sebagai moderator pun mengalami kesulitan atau tantangan dalam sesi wawancara ini. Ia mengatakan bahwa kesulitan dan tantangannya karena perlombaan ini dilakukan secara online, bagaimana ia mampu mengelola waktunya agar bisa menyampaikan seluruh pertanyaan kepada setiap peserta dengan efektif. Telebih lagi saat waktu sudah hampir mendekati batas waktunya dikisaran angka tiga menit terakhir, “Saya harus bisa membacakan pertanyaan dengan lugas dan jelas.” kata Bapak Robby.
Namun, Bapak Robby mampu menghadapi serta menyiasati kesulitan tersebut. Ia menjelaskan bahwa dalam menyampaikan pertanyaan kepada peserta, ia to the point dan tidak banyak menambahkan kalimat selain dari pertanyaan yang tertera di dalam aplikasi Scorecard. Selain itu, ia juga mendapatkan pelajaran baru saat menjadi moderator, seperti bagaimana cara membagi waktu dengan kegiatan lainnya. “Karena sifatnya online dan ada agenda online lainnya yang bersamaan, namun saya hanya bersifat mendengarkan. Saya juga mencoba membagi fokus ke kegiatan lainnya tanpa mengurangi kualitas saya sebagai moderator acara TBCCI 2021,” kata Bapak Robby.
Bapak Robby juga menyampaikan pesan kepada para peserta yang telah menjalani perlombaan Individual TBCCI 2021. Ia menyampaikan bahwa agar para peserta selalu bersemangat untuk terus meningkatkan kompetensi dan senantiasa berbagi pengetahuan dan pengalaman. “Karena dengan berbagi, ilmu kita akan bertambah,” ucapnya. Ia juga berkata bahwa pengalaman mengikuti The Best Contact Center Indonesia 2021 ini bisa dijadikan para peserta sebagai pembelajaran terbaik oleh mereka.
Henny Setiawati, Ketua Bidang Keanggotaan ICCA
Selaku Ketua Bidang Keanggotaan ICCA, Ibu Henny Setiawati merasa senang karena bisa ikut berpartisipasi dalam ajang TBCCI 2021 ini. Meskipun tahun ini ia tidak ikut dalam perlombaan, tetapi baginya menjadi seorang moderator merupakan wujud kepeduliannya terhadap kegiatan The Best Contact Center Indonesia 2021.
Menjadi seorang moderator pun bukan hal yang mudah. Bu Henny menyampaikan bahwa ia juga menghadapi kesulitan, seperti mengatur suasana perlombaan di dalam Zoom agar dewan juri tidak bosan, “Karena juri harus selalu fokus dengan jawaban peserta,” ucap Bu Henny. Namun, ia bisa menyiasati kesulitan tersebut dengan cara mencari materi yang bisa mencairkan suasana perlombaan dengan menyapa para dewan juri sekaligus silaturahmi.
Selain kesulitan, Bu Henny juga mendapat banyak pelajaran dan pengalaman saat menjadi moderator pada perlombaan ini. Ia memperoleh banyak insight dari jawaban yang dipaparkan oleh para peserta kategori Individual. Adapun pesan dari Bu Henny untuk para peserta lomba Individual TBCCI 2021, “Terus semangat dalam meningkatkan kompetensi dan profesional dalam tugasnya. Berbanggalah hati sebagai petugas contact center dimanapun bertugas.” tutupnya.
Anita Rizqina, Ketua Bidang Penghargaan ICCA
Moderator selanjutnya, yaitu Ibu Anita Rizqina selaku Ketua Bidang Penghargaan ICCA. Ia mengungkapkan bahwa selama 8 tahun menjadi panitia penyelenggara, baru di tahun ini ia menjadi seorang moderator. Ibu Anita juga belajar dan sharing dengan moderator yang pernah bertugas dalam lomba Individual di tahun sebelumnya. “Senang dan saya memberikan support yang maksimal sebagai moderator sehingga peserta dan dewan juri dapat mengikuti sesi wawancara dengan baik dan lancar,” ucapnya.
Baginya secara teknis, ia tidak menemukan kesulitan dalam menggunakan aplikasi karena panitia telah menyediakan aplikasi yang sangat friendly dan mudah untuk digunakan. Sedangkan dari sisi dewan juri, ada beberapa kesulitan yang dihadapi, seperti adanya kendala pada aplikasi yang kurang dipahami sehingga menghambat penilaian pada saat sesi wawancara. Lalu tantangan dari sisi peserta, yakni kendala jaringan yang kurang stabil sehingga ia sebagai moderator harus dapat memberikan panduan yang tepat agar peserta dapat melanjutkan sesi wawancara dengan maksimal.
Untuk menyiasati hal tersebut, Ibu Anita memberikan kesempatan untuk mengisi scorecard dengan bantuan dari tim IT untuk melakukan reset aplikasi. Ia juga memandu para peserta yang memiliki kendala sinyal untuk melakukan pengaturan ulang dalam zoom meeting sampai peserta tersebut siap untuk memulai perlombaan.
Selain itu, di balik semua kendala dan tantangan yang dihadapi, ia pun mendapatkan pengalaman serta pelajaran saat menjadi seorang moderator. Ibu Anita mendapatkan insight dari setiap pengalaman pelayanan yang dibawakan oleh peserta. Ia juga dapat meningkatkan keterampilan dalam komunikasi dan networking.
Tak lupa, Ibu Anita juga memberikan pesan untuk para peserta lomba Individual TBCCI 2021. “Do your best, be the best. Lakukan yang terbaik versi dirimu dengan usaha keras disertai doa. Semoga Tuhan menyertaimu dengan keberhasilan dan kesuksesan,” tutupnya.
Rendar Mahardika Putra, Bidang Keanggotaan ICCA
Bapak Rendar Mahardika Putra, selaku Bidang Keanggotaan ICCA mengatakan bahwa ia sangat senang dan ini merupakan pengalaman berharga karena bisa memimpin jalannya sesi tanya jawab lomba Individual TBCCI 2021. “Alhamdulillah tidak ada kesulitan yang berarti. Semuanya lancar, baik itu koneksi internet saya maupun peserta,” ungkapnya.
Bapak Rendar berkata, apabila mengalami kendala, seperti jaringan internet yang kurang baik maka ia biasanya pindah device sebagai back up. Selain memimpin jalannya sesi tanya jawab ia pun belajar dari peserta bagaimana mereka merespon jawaban dari pertanyaan yang diberikan, serta mengetahui sedalam apa mereka paham dengan pertanyaan yang diberikan.
Ia pun menyampaikan sedikit pesan untuk seluruh peserta lomba Individual, “Semoga kerja keras yang sudah dilakukan menghasilkan sesuatu yang membanggakan. Ingat, self-efficacy itu penting. Jadi penting untuk percaya dengan kemampuan diri sendiri,” tutupnya.
Yesica Dyah Oktavia, Panitia The Best Contact Center Indonesia 2021
Sebagai panitia TBCCI 2021, Yesica Dyah Oktavia pun turut berpartisipasi menjadi seorang moderator dalam perlombaan sesi wawancara Individual. Menurutnya, menjadi moderator pada ajang perlombaan ini merupakan suatu tantangan baru. Di samping menjalankan role-nya sebagai seorang panitia, ia pun turut senang karena ditugaskan juga sebagai moderator di perlombaan ini.
Yesica juga menyampaikan tantangan yang ia hadapi selama menjadi seorang moderator. Tantangan tersebut tentunya berkaitan dengan waktu, juri vote lock, dan juga para peserta. Sebagai moderator dan sekaligus juga panitia tentunya harus mampu menyeimbangi ketiga bagian tersebut. “Waktu yang teratur, menjaga keadaan penjurian, serta profesional bersahabat ke peserta yang tampil,” ungkapnya.
Maka dari itu, untuk mengatasi tantangan tersebut, ia berkoordinasi dengan panitia yang in-charge. Ia pun senantiasa berkomunikasi dengan juri, baik itu sebelum, saat berlangsung, maupun setelah penjurian. Tak lupa juga Yesica menyapa dengan santai para peserta sebelum dimulainya perlombaan.
Tidak hanya tantangan, menjadi seorang moderator tentunya memberikan ia banyak pelajaran baru. Pelajaran baru Yesica dapatkan, yaitu terkait bagaimana menjadi seorang yang profesional, ramah, dan tanggap di depan publik dalam satu waktu yang bersamaan.
Yesica berkata bahwa The Best Contant Center Indonesia merupakan ajang perlombaan yang sangat besar. Ia pun memberikan selamat bagi para peserta yang telah berhasil menyelesaikan perlombaan ini hingga tahap terakhir, yaitu tahap tanya jawab online. “Selamat telah menjadi insan contact center yang luar biasa. Jangan lelah belajar dan mengambil tantangan lainnya, sebarkan pelayanan terbaik CC perusahaan Anda. Fighting!” ungkapnya.
Jefri Ritonga, Panitia The Best Contact Center Indonesia 2021
Jefri Ritonga, selaku panitia lomba TBCCI 2021 merasa sangat bangga karena ini merupakan pertama kalinya ia menjadi seorang moderator di acara yang bergengsi. “Saya merasa senang dan gembira sekali, bisa menambah pengetahuan serta wawasan juga, dan challenge untuk diri saya. Ternyata saya bisa loh memberikan kontribusi dalam perlombaan TBCCI 2021,” ungkapnya dengan gembira.
Seperti yang sudah Jefri sampaikan sebelumnya bahwa ini pertama kalinya ia menjadi moderator di sebuah acara yang bergengsi. Pastinya ia menghadapi beberapa kesulitan seperti, masih banyak bahasa-bahasa contact center yang belum familiar untuknya serta pengucapan bahasanya benar atau tidak. Selain itu, ia juga menemui tantangan selama menjadi moderator, yakni ia agak kesulitan untuk mengetahui apakah peserta sudah selesai menjawab pertanyaannya atau belum. “Karena kebanyakan peserta tidak memberikan kata penutup setiap kali selesai mamaparkan jawaban dari pertanyaan yang saya berikan sebagai moderator. Yang saya takutkan jika peserta belum selesai memamparkan jawabannya tetapi saya langsung lanjut ke pertanyaan selanjutnya,” jelasnya. Jefri mengatakan, ia harus benar-benar teliti dalam memperhatikan timer dan jawaban yang disampaikan oleh peserta.
Tetapi ia bisa menyiasati kesulitan tersebut. Jefri menjelaskan jika ia belum familiar dengan bahasa contact center yang muncul, maka ia akan mencari tahu terlebih dahulu di internet. “Jadi di saat peserta sedang menjawab pertanyaan yang pertama, maka saya akan mencari bahasa yang belum familiar bagi saya pada pertanyaan yang kedua dan seterusnya,” ungkapnya.
Jefri juga memaparkan apa saja pelajaran dan pengalaman yang ia dapatkan saat menjadi seorang moderator pada perlombaan ini. Yang pertama, ia bisa bertemu dengan orang-orang yang merupakan pakar di contact center. Lalu ia juga jadi tahu bagaimana cara berbicara yang baik serta belajar dari para peserta bagaimana mereka membranding perusahaannya masing-masing. “Seperti on time, penggunaan bahasa yang baik dan benar. Pengalamannya, dapat berbaur dan lebih dekat dan akrab lagi dengan tim juri ataupun tim terkait di ICCA,” kata Jefri.
Jefri pun memberikan semangat kepada para peserta yang mengikuti perlombaan TBCCI 2021. Ia berkata, “Apapun yang kalian berikan pasti itulah yang terbaik dari presentasi yang sudah kalian buat.” Ketika para peserta memberikan jawabannya yang terbaik, maka dewan juri juga bisa mendengarkan dengan baik. “Nilai yang didapatkan juga akan maksimal. Jangan takut salah ataupun sungkan untuk memberikan jawaban atas pertanyaan yang sudah diajukan oleh moderator,” tutup Jefri. (ANF)
You must be logged in to post a comment.