Published on 10 March 2016

Keep On Pedalling, Keep On Moving

Words by:
avatar

Alyah Amalia

Seperti perjalanan dengan menggunakan sepeda, perjalanan akan terus maju jika terus mengayuh, terus bergerak ke depan. Seperti itulah perjalanan wanita yang satu ini. Tantangan seperti apapun dia hadapi agar bisa terus melaju ke dapan.

Wanita bernama lengkap Denita Yuliana Putri ini mengungkapkan mengapa ia berkecimpung di dunia contact center. Wanita yang merupakan agent telemarketing Bank Mandiri ini mengaku bahwa dia sangat menyukai pekerjaan yang berhubungan dengan jasa. Dia senang jika dapat membuat orang lain merasa terbantu.

Denita merupakan lulusan sarjana manajemen transportasi udara dari Sekolah Tinggi Manajemen Transportasi Jakarta. Meskipun pekerjaannya saat ini tidak ada hubungannya dengan background pendidikannya, namun Denita tidak pernah setengah-setengah dalam bekerja. Hal ini terbukti dari caranya berinovasi dan kegigihannya menghadapi tantangan-tantangan pekerjaannya. Tantangan yang harus dihadapi oleh wanita 26 tahun ini adalah who are the customer, objection, dan personnel and team target. Denita harus menghadapi nasabah yang dia tidak tahu karakternya seperti apa, usianya berapa, apa pekerjaannya, dan bagaimana kondisi keuangannya. Selain itu Denita juga harus siap menghadapi penolakan dari nasabah, terutama nasabah yang menolak bahkan sebelum dia menyampaikan maksud dan tujuannya. Kemudian masalah target perusahaan, jika secara individu targetnya tidak tercapai maka akan berpengaruh terhadap target tim.

Tidak ada masalah yang tidak dapat diselesaikan, begitu juga dengan yang dihadapi oleh Denita. Dia mengelola ide dan kreatifitas untuk menyelesaikan tantangannya. Ide pertama untuk menghadapi tantangan pertama adalah which track, which bike yaitu dengan customer’s profiling. Setelah menerima data, ibu dari satu anak ini akan menganalisisnya, kemudian mengklasifikasikan sesuai dengan usia, pekerjaan, kondisi ekonomi, dan seterusnya. Tidak hanya itu, dia juga memilah lagi dengan usia muda dan tua, jenis pekerjaannya untuk menentukan kapan waktu yang tepat untuk melakukan panggilan, dan apakah nasabah tersebut high potential atau low potential.

Masalah kedua dia hadapi dengan gears of plan, make objection as opportunities. Jika penolakan terjadi sebelum ada penjelasan, Denita akan menerapkan penjelasan mengenai benefit produk. Jika penolakan terjadi setelah adanya penjelasan, Denita akan menerapkan bujukan. Jika nasabah masih ragu, maka Denita akan meyakinkan nasabah. Tetapi yang harus menjadi catatan adalah, semuanya dilakukan Denita tanpa paksaan terhadap nasabahnya. Terakhir, masalah target individu yang akan mempengaruhi target tim, Denita akan terus maju, akan terus mengayuh dengan cara tetap termotivasi dan terus melakukan panggilan.

Meskipun sibuk, Denita tetap menyempatkan diri untuk terus melakukan pengembangan diri. Cara yang dia tempuh adalah dengan mengikuti berbagai macam training, mengikuti kegiatan-kegiatan baik internal Bank Mandiri maupun di luar Bank Mandiri. Selain itu dia aktif di Persatuan Ibu Bhayangkari. Tidak kalah penting, sebagai wanita karier Denita selalu memanfaatkan waktu berkualitas dengan keluarga dan putri kecilnya.

Pencapaian yang sudah dilalui oleh Denita meliputi adherance to schedule, productivity, dan quality call monitoring. Denita sangat disiplin, catatan selama empat bulan terakhir menunjukkan adherance to schedule di angka 100% alias tidak pernah absen. Penjualan Tabungan Rencana Mandiri menyumbangkan 264 juta rupiah setiap bulannya. Quality call monitoring juga melampaui target perusahaan.

Dengan pencapaian Denita, dia berhak atas sejumlah penghargaan. Penghargaan tersebut antara lain sebagai Best Agent dari bulan Desember 2014 hingga Februari 2015, Best Observation dari bulan November 2014 hingga Januari 2015, dan Best Employee of the Year di tahun 2014 yang membuat Denita memperoleh kesempatan liburan gratis ke Bali. Di akhir, Denita mengungkapkan “Yes, I’m the winner because I have my BIKE. BIKE means I’m best of the best, innovative, knowledgeholic, and enthusiastic.” (MZ)