Published on 13 January 2015

Juri Praktisi dan Akademisi

Words by:
avatar

Andi Anugrah

IMG_9965

Sebagaimana sebuah lomba, pasti ada jurinya. Mereka akan bertugas untuk mengawasi jalannya lomba sehingga berlangsung secara adil dan mendapatkan penilaian yang tepat. Begitu juga The Best Contact Center Indonesia, sebagai lomba yang mengusung kebersamaan, maka penilaian dilakukan dalam bentuk dewan juri yang terdiri dari minimum 5 juri per ruangan.

Juri yang bertugas terdiri dari praktisi contact center dan akademi, sehingga ada keseimbangan antara teori dan praktek. Juri akademisi berasal dari beberapa universitas atau akademi yang mengirimkan wakilnya, khususnya dengan jurusan yang berhubungan dengan kegiatan contact center. Jurusan yang biasanya berhubungan adalah jurusan komunikasi, bahasa, manajemen, dan teknologi informasi.

Beberapa universitas yang sering mengirimkan dosennya untuk menjadi juri diantaranya dari Universitas Indonesia, Universitas Pancasila, Binus, Trisakti, Atmajaya, Dharma Persada, BSI, UBK, YAI, UKI, UNJ dan beberapa universitas di Jakarta. Semua juri yang bertugas merupakan perwakilan universitas yang diundang panitia dan dikonfirmasikan secara resmi. Ada beberapa dosen yang dikirimkan mempunyai pengalaman mengenai contact center. Namun sebagaian besar dosen tersebut belum tentu memahami lebih detail mengenai contact center. Kehadiran mereka memberikan kontrol terhadap kesesuaian teori dengan praktek. Pemahaman dewan juri mengenai teori komunikasi, teknik presentasi dan proses bisnis tentu akan menjadi penyeimbang persaingan metode best practice. Yang jelas sebagai seorang dosen diharapkan mereka merupakan tenaga penilai yang baik dan lebih objektif.

Kehadiran dosen dalam ajang kompetisi contact center juga menjadi bahan masukan bagi akademisi mengenai perkembangan pelayanan dan komunikasi. Apalagi berbagai bahan yang disampaikan memberikan masukan berharga untuk bahan penelitian di kampus masing-masing. Berbagai hal kreatif yang dilakukan di contact center menjadi contoh pelaksanaan teori di lapangan.

Praktisi contact center yang hadir menjadi juri adalah anggota ICCA dan wakil peserta The Best Contact Center Indonesia. Mereka tidak hanya menjadi juri, namun sekaligus belajar dari pengalaman yang diceritakan oleh peserta lomba. Dengan cara ini terjadi pertukaran informasi dan menjadi peluang sinergi yang baik antar praktisi contact center. Ada kalanya pengalaman yang dilakukan di suatu perusahaan bisa menjadi solusi di perusahaan lain. Dengan demikian mereka tidak perlu melakukan uji coba, karena metode tersebut sudah diterapkan dan hasilnya bisa dijadikan acuan. Pengalaman berharga ini menjadi bagian penting yang diperoleh sebagai dewan juri. Belum tentu peserta tersebut akan bercerita mengenai kegiatan mereka diluar dari lomba ini.

Proses belajar yang tepat dalam nuansa persaingan di kompetesi The Best Contact Center Indonesia memang menjadi hal lumrah. Bagi yang mempunyai kemampuan untuk menjadi terdepan, akan menjadi contoh. Selanjutnya mereka yang dicontoh, akan terus secara kreatif menemukan ide baru yang dapat diterapkan.

Menjadi juri The Best CCI tentunya harus pandai menilai, karena dalam ruangan tidak hanya sendiri. Ada rekan lainnya yang turut menjadi juri, masing-masing juri saling memperhatikan perilaku dewan juri dalam menilai. Sikap yang kurang baik yang ditunjukkan oleh salah satu dewan juri, akan menjadi sorotan dewan juri lainnya. Persyaratan yang ditetapkan untuk dewan juri praktisi adalah minimal level Supervisor dan tidak sedang berlomba di kategori individual. Untuk juri akademisi persyaratannya adalah Dosen dengan lulusan S1 untuk kategori Individual dan S3 untuk kategori Korporat. Setiap dewan juri diharuskan untuk menandatangani kesepakatan menjadi dewan juri dan khusus bagi wakil universitas, harus mendapatkan konfirmasi resmi dari universitas masing-masing.

Untuk memudahkan proses administrasi setiap juri disediakan akses untuk melakukan pendaftaran melalui website yang disediakan panitia. Setiap juri dapat menentukan jadwal untuk mengikuti kegiatan ini. Tersedia jadwal tanggal 4-7 Mei 2015 yang dapat dipilih oleh dewan juri. Dengan cara ini memudahkan panitia dalam melakukan koordinasi dan penyesuaian jadwal.  (Andi Anugrah)

%d bloggers like this: