Published on 27 April 2015

HANYA UNTUK SANG JAWARA

Words by:
avatar

ICCA Indonesia

Ada satu istilah yang mengatakan “Kompetisi meningkatkan Kompetensi”, demikian juga ajang kompetisi bergengsi seluruh penyelenggara Contact Center di Indonesia yang diselenggarakan oleh ICCA (Indonesia Contact Center Assosiation) dalam acara The Best Contact Center Indonesia 2015. Pada kesempatan kali ini acara ICCA tersebut disponsori oleh perusahaan-perusahaan besar, seperti AstraWorld, NICE, AVAYA, juga TELEOPTI, Mitracomm Ekasarana, PGN, Phintraco Technology, dan Dimension Data.
Acara tahunan ini diselenggarakan oleh ICCA dan Telexindo, serta di dukung oleh APPCAL, Universitas Mercu Buana dan Akademi Bina Sarana Informatika, dengan media parter acara ini oleh i-C@ll Center.

Antusiasme Sang Jawara
Antusiasme para peserta sangat terasa pada hari pertama dimulainya perlombaan kompetisi para praktisi Contact Center yang diselenggarakan hari ini, Senin 27 April 2015 di lantai 2 Balai Kartini Jalan Gatot Subroto Jakarta. Bertempat di ruang Mawar dan Cempaka, sejak pagi peserta sudah berkumpul mengikuti tahapan awal perlombaan kompetisi The Best Contact Center Indonesia 2015. Diawali dengan test tertulis yang diikuti sekitar 547 peserta dari berbagai kategori, yang dibagi dalam pilihan individual maupun corporate.

Kompetisi test tertulis ini merupakan seleksi awal peserta individual yang diselengarakan hanya 1 hari saja dengan sistem gugur. Metode penilaian yang digunakan adalah nilai tes tertulis dan diambil peringkat tertinggi saja yang lolos ke Tahap 2.
Pengumuman peserta dengan nilai tertinggi diumumkan langsung pada hari yang sama atau paling lambat H+1 pada keesokan harinya. Tidak ada batasan jumlah peserta untuk test tertulis pada tahap 1 ini, namun jumlah peserta yang lolos ke tahap 2 ditentukan maksimal 6 peserta.

Penyambutan Sang Jawara
Kedatangan para peserta lomba diawali dengan registrasi di meja depan ruangan yang akan dipergunakan untuk test. Panitia menyambut dengan ramah sambil mempersilakan peserta mengisi daftar hadir.

Konsentrasi peserta test tertulis sangat diutamakan sehingga seluruh peserta diminta untuk menitipkan barang bawaan pribadi berupa tas dan handphone kepada panitia di tempat yang sudah disediakan. Jadi peserta memasuki ruangan hanya membawa alat tulis dan kesiapan knowledge serta kesiapan mental saja.
Barang Pribadi dititipkan ke Panitia

Ruangan test tertulis cukup representatif. Denah tempat duduk peserta sudah ditentukan oleh panitia dan dapat dilihat dengan mudah tidak jauh dari meja registrasi. Suasana ini akan mengingatkan sebagian peserta saat mengikuti ujian masuk perguruan tinggi.

Pembagian ruangan lomba test tertulis dibuat sedemikian rupa untuk memudahkan peserta mengikuti lomba. Situasi di ruangan test tertulis sangat hening untuk memudahkan peserta membangun konsentrasi sehingga dapat menyelesaikan soal-soal test dengan sebaik-baiknya.

Dengan apik panitia membagi 4 ruangan dengan istilah ”meja”. Masing-masing meja terdapat informasi waktu, kategori dan ruang.
Bermula dari Meja 1 diruang Mawar, dari jam 07:30 – 09:30 untuk katagori Team Leader Inbound (TL). Selanjutnya pada jam 10:00 – 12:00 untuk kategori Agent Inbound, dilanjutkan pada jam 13:00 – 15:00 untuk kategori Telesales, dan yang terakhir pada jam 15:00 – 17:00 untuk kategori Customer Service (CS).
Pada meja 2 masih diruang Mawar, di interval jam yang sama secara berturut-turut diawali dari kategori Supervisor, dilanjutkan Agent Inbound dan Agent Premium. Selanjutnya kategori Telemarketing dan yang terakhir kategori Team Leader Customer Service (TL CS).
Pada meja 3 berlangsung kategori Manager, dan Work Force Management (WFM), Back Office (BO), Team Leader Outbond dan yang terakhir kategori Manager Customer Service.
Pada meja 4, dilombakan kategori Desk Control, Trainer dan IT Support, dilanjutkan dengan Quality Assurance (QA), disusul Agent English dan yang terakhir kategori Agent Sosial Media.

Pertarungan Sang Jawara
Dari 50 soal yang diujikan bagi sebagian peserta yang sebelumnya telah mengikuti try out di Balai Kartini dan Graha Seti pada tanggal 16 – 17 April 2015, mungkin tidaklah terlalu sulit. Apalagi test tertulis tersebut sudah dibagi per kategori sesuai dengan bidang kerja peserta sebagai praktisi contact center di perusahaan masing-masing.

Bagai arena pertarungan, suasana peserta yang menunggu giliran test tertulis diluar ruangan tak kalah serius. Saat acara belum dimulai, peserta sudah menunjukkan keseriusannya untuk mengikuti test tulis berikutnya. Hera, salah seorang peserta test tertulis yang jauh-jauh datang dari Batam, saat diwawancari oleh Team PermataTel menegaskan perusahaannya baru pertama kali mengirimkan peserta untuk ajang kompetisi ICCA. Walaupun mengaku sedikit grogi, namun Hera mengatakan cukup optimis bisa menyelesaikan test dengan sebaik-baiknya.

Peserta lain yang menunggu gelombang berikutnya sebagian memanfaatkan waktu dengan berdiskusi dengan rekan-rekannya perihal soal-soal yang kemungkinan akan keluar. Ada pula yang membaca ulang soal-soal try out yang sebelumnya pernah diikuti. Sebagian lagi tampak duduk-duduk memainkan gadget untuk menghilangkan ketegangan.
Belajar sebelum test

Selesai test tertulis gelombang pertama yang berakhir pada jam 09.30 tampak keriuhan peserta kategori pertama, yaitu Supervisor (SPV), Team Leader Inbound, Manager, serta WFM, Trainer, IT Support yang telah menyelesaikan perlombaan test tertulis. Mereka saling memperbincangkan soal-soal test yang baru saja diselesaikan. Tampak wajah-wajah lega karena baru melewati satu tahapan perlombaan. Ike, salah satu peserta dari Jakarta yang sempat diwawancarai menyatakan tingkat kesulitan soal-soal test tertulis kali ini cukup tinggi, walaupun bentuk soal berupa pilihan ganda namun ada beberapa soal hitungan yang membutuhkan konsentrasi lebih untuk menjawabnya. Suhu ruangan yang terlalu dingin menambah ketegangan saat menyelesaikan soal-soal yang diujikan, sampai tangan peserta begitu keluar dari ruangan test seperti membeku, tetapi walau demikian otak tetap lancar saat mengerjakan test dan ajang narsis tetap eksis, diluar ruangan kompetisi dengan foto-foto selfie atau wefie didepan spanduk ICCA.

Bahkan salah seorang peserta bernama Andrian dari Jakarta saat ditemui di luar gedung tampak kelaparan setelah mengikuti test tertulis. Setelah menghabiskan 1 mangkok mie ayam, baru keluar komentarnya bahwa soal-soal yang dihadapi benar-benar diluar perkiraan dan berbeda dengan saat try out. Banyak soal-soal berupa pernyataan yang dirasa menjebak, ditambah waktu yang terbatas saat pengerjaan membuat peserta harus berpikir keras untuk menjawab satu soal yang rumit.
Meskipun demikian kesan optimis tetap ada, bahkan menurut Andrian, tahun depan tetap akan mengikuti ajang kompetisi bergengsi ini, karena merupakan ajang pembuktian eksistensi diri serta citra positif perusahaan yang diwakilinya.

Hanya Untuk Sang Jawara
Usaha yang keras dan gigih dari setiap peserta untuk menjadi sang Jawara pasti akan bermanfaat. Bukan kalah atau menang yang menjadi tujuan, tapi usaha yang dilakukan dengan segenap kekuatan yang menjadi solusinya.
Kekuatan bukan hanya sebatas otot semata atau semangat saja, tapi juga pikiran, ilmu, dan kerja keras.

Pendek kata, kreativitas akal dan upaya fisik, itulah potensi dalam diri kita yang dapat dipergunakan untuk menjadi sang jawara yang sesungguhnya.

Jika kita berserah, seharusnya kita tak kenal menyerah.
Dari sebuah harapan, kita belajar berjuang.
Dari sebuah perjuangan, kita belajar berkorban.
Dari sebuah pengorbanan, kita belajar ketulusan.

Bukan kesulitan yang membuat kita takut, tapi ketakutanlah yang membuat kita sulit.
Karena itu jangan pernah mencoba untuk menyerah, dan jangan menyerah untuk mencoba.

Bravo peserta TBCCI 2015…lanjutkan terus perjuanganmu para Sang Jawara!

Salam PermataTel

%d bloggers like this: