ICCA Indonesia
(BCA) Hembusan udara pagi dari sela-sela jendela kamar mulai menusuk tulang, mengajak aku untuk menarik selimut bercorak batik elegan yang biasa ku gunakan agar lebih rapat ke tubuh. Tak terasa jam di dinding sudah menunjukan pukul 5 pagi, aku langsung bergegas mandi dan mempersiapkan diri untuk kembali meliput kegiatan The Best Contact Center Indonesia (TBCCI) 2015 karena pukul 7.30 WIB aku dan teman-teman peserta lomba kategori writing contest dari Bank Central Asia (BCA) di ajang TBCCI 2015 sudah berjanji untuk kembali bersama menuju Balai Kartini. Seperti biasa semua peralatan dimulai dari laptop, kamera, buku kecil dan sebuah pulpen selalu setia menemani kegiatan kami.
Tepat pada pukul 07.30 WIB kami bertiga sudah berkumpul di kantor. Kejadian sangat ironis mengingat kami bertiga sering sekali tidak tepat waktu jika berjanji berkumpul. Meski hari ini kedatangan kami ke balai kartini tidak sepagi biasanya bukan karena semangat di hari ketiga lomba presentasi individu mulai menurun. Ini dikarenakan ada beberapa tugas kantor yang memaksa minta diselesaikan sebelum melebihi batas akhirnya. Bolak-balik mengurus administrasi, follow up keluhan customer, diskusi singkat dengan atasan, finally berraangkaatttt….. Mobil yang dikemudikan oleh supir yang terbilang masih cukup muda itu siap mengangkut kami ke Balai Kartini. Di tengah perjalanan menuju lokasi ajang TBCCI 2015 diadakan, sempat terjadi insiden kecil yang sangat sayang jika tidak diceritakan di lomba writing contest ini. Mobil operasional kantor yang tak pernah ingkar janji mengantar kami kemanapun tujuan kami, cukup untuk kami tumpangi bertiga ditambah dengan seorang wanita cantik yang ditugaskan mengurus konsumsi bagi peserta lomba dari perusahaan kami.
Sebelum menuju gedung yang berada di jalan Gatot Subroto kavling 37 Jakarta Selatan, kami mampir terlebih dahulu ke sebuah toko roti ternama dari negeri kincir angin untuk membeli beberapa menu sarapan bagi pejuang contact center dari BCA yang akan berlomba hari ini. Sesampainya di toko tersebut, supir mobil operasional kantor yang mengendarai mobil warna hitam metalik itu memarkirkan mobil di sebelah kanan toko. Kami langsung memasuki toko dan menanyakan menu sarapan yang sebelumnya memang sudah kami pesan melalui telepon kantor. Salah satu dari kami, yang biasa kami sapa “Mak Nana” keluar terakhir dari toko tersebut. Terlihat oleh kami yang sudah masuk ke dalam mobil, dia berjalan menunduk dan agak tergesa-gesa sambil memainkan handphonenya, entah sedang bbm-an dengan siapa. Wanita berkerudung cokelat ini langsung membuka pintu sebuah mobil mewah yang juga berwarna hitam nyaris mirip dengan mobil yang kami tumpangi. Bapak yang berada di dalam mobil tersebut kaget, mungkin mengira mobilnya akan dibegal kali yahh hehehehhehe….. Kami yang berada di dalam mobil tertawa terbahak-bahak melihat Mak Nana salah masuk mobil hahahaha….. Teman kami langsung meminta maaf kepada bapak separuh baya itu, muka Mak Nana terlihat malu setengah mati. Untungnya, pemilik mobil mahal itu tidak marah malah tertawa geli akan kelakukan teman kami tersebut.
Euphoria di Balai Kartini
Para peserta lomba presentasi individu yang dijadwalkan akan presentasi hari ini terlihat mulai berdatangan. Berbagai macam alat transportasi yang dimanfaatkan oleh para peserta, ada yang datang dengan naik motor, mobil pribadi, naik taksi, diantar supir kantor, diantar pasangan, diantar orang tuanya langsung, bahkan ada juga yang datang keroyokan dengan para supporter-nya. Sepertinya banjir supporter yang melanda balai kartini mulai surut. Para pendukung yang sudah datang di hari pertama dan kedua lomba presentasi individu hanya beberapa yang masih muncul di hari ini. “Mungkin dia lelah” pikirku dalam hati. Meski demikian, hiruk-pikuk para supporter tetap saja memekakkan gendang telinga. Bagaikan dipandu seorang pemimpin orchestra teriakan kompak para supporter selalu diiringi dengan irama balon tepuk. Yang semakin menambah semarak hari ketiga lomba presentasi individu pada tanggal 07 Mei 2015.
Meski sempat kesulitan menentukan tema menulis kali ini, kami sangat antusias menyaksikan muka-muka calon juara TBCCI 2015 untuk kategori customer service, desk control, manager customer service, team leader customer service, team leader outbound, telemarketing, telesales, work force management (WFM) dan IT support. Para peserta lomba TBCCI 2015 hari ini tidak kalah ekstrim dengan 2 hari sebelumnya, hari ini pun banyak peserta yang menggunakan kostum-kostum yang disesuaikan dengan tema presentasi yang mereka bawakan. Tanpa malu-malu ada yang didandani seperti pengantin wanita dan mengenakan baju adat daerah Sumatera, ada yang mengenakan kebaya layaknya gadis-gadis cantik dari Bali, ada yang menggunakan kostum wiro sableng, designer, pilot, ratu, bahkan ada yang rela didandani layaknya seorang dalang dalam tokoh pewayangan.
Kali ini pria tampan dari perusahaan Kereta Api Indonesia mencuri perhatian kami, terlihat pria tersebut sedang berdiri di anak tangga lantai 2 Balai Kartini. Muka pria ini masih terlihat tegang sambil memegang sehelai kertas feed back dan sebuah pulpen untuk menuliskan pesan dan kesan dalam mengikuti ajang TBCCI 2015. Menggunakan kemeja biru muda dan dasi kupu-kupu dibalut rapi jas warna hitam pria ini langsung melemparkan senyum hangat ketika kami menyapanya. Pemilik nama lengkap Indra Istianto ini dipercaya perusahaannya untuk mengikuti ajang TBCCI 2015 untuk kategori customer service < 100. Indra, begitu dia biasa disapa mengaku lega dan senang karena sudah melakukan yang terbaik. Meski baru bekerja di PT KAI selama 1 tahun 6 bulan, Indra berhasil melewati seleksi awal dari perusahaannya. Dan ketika ditanya persiapan apa saja yang dilakukan sebelum mengikuti ajang TBCCI 2015, “kita ada karantinanya dulu selama 1 bulan, di situ kita benar-benar digojrok terutama mulai dari mental. Karena untuk mengikuti ajang-ajang seperti ini meskipun template kita sudah bagus, cara kita membawakannya pun sudah bagus tapi tidak ada mental juara itu juga tidak akan bisa jadi juara” jawab pemilik senyum manis ini. Pria keturunan Jawa Sunda ini mengusung tema pemain biola, alasannya karena suka sekali dengan musik dan hobi bernyanyi. Meski sebenarnya tidak bisa memainkan biola karakter pemain biola tersebut terlihat melekat kuat dengan apa yang dikenakannya hari ini. Indra yang dilahirkan di Jakarta, 11 Sep 1991 sangat ingin mengajak orang tuanya di acara gala dinner TBCCI 2015. Meskipun orang tuanya juga bekerja, Indra sangat berharap orang tuanya bisa meluangkan waktu untuk menemaninya menghadari malam penganugerahan bagi insan contact center Indonesia. Indra juga mengaku sempat dipaksa oleh dewan juri untuk mengajarkan cara memainkan biola karena salut dengan penjiwaannya ketika memainkan biola pada video lipsync yang disisipkan di materi presentasi.
Beranjak dari siang langit Jakarta mulai diselimuti awan gelap, tidak seperti dua hari sebelumnya yang didominasi rona-rona jingga. Hal yang belum pernah terlihat selama gelaran TBCCI ini dilaksanakan, namun kesan mendung diluar tidak serta memundurkan semangat para peserta, mereka terlihat tetap bersemangat dan sangat fokus. Seluruh supporter pun semakin semangat memberikan motivasi kepada para peserta. Kami bertemu salah satu peserta dari perusahaan BNI Life, Donny Parianto begitu nama yang dikenalkan ke kami. Doni mengikuti ajang TBCCI ini tergabung di kategori telesales. Ketika ditanya alasannya mengikuti ajang TBCCI ini, Donny mengaku peran atasannya yang membuatnya memutuskan untuk mengikuti ajang ini. “Padahal di perusahaan sebelumnya, aku selalu berusaha menghindar jika dipercayakan untuk mengikuti ajang kayak gini” tutur Doni. Persiapan Doni mengikuti TBCCI 2015 ini terbilang singkat, hanya menyiapkan materi kurang dari dua minggu sebelum lomba dimulai dan itu pun tanpa mentor pribadi. Namun itu bukan menjadi penghalang baginya untuk tetap memberikan yang terbaik. Karena ini merupakan pengalaman pertama Doni mengikuti ajang TBCCI, ia tidak menargetkan tinggi untuk hasilnya. Pria tinggi kurus ini mengaku memang lemah dalam hal penyampaian materi akan tetapi ia memiliki kelebihan dalam seni, sehingga ia mengembangkan kreatifitas dan mengaplikasikannya ke isi materi yang dibawakannya. Harapan doni, jika diberikan kesempatan kembali untuk mengikuti ajang yang sama ditahun depan, ia akan mengambil kesempatan itu dan akan menampilkan yang jauh lebih baik lagi dari tahun ini. Semoga hasil yang didapatkan bisa maksimal ya mas Doni….
Jam menunjukkan pukul 15.30, suasana balai kartini semakin sepi. Kami pun masih setia untuk mencari berita agar dapat dituangkan dalam tulisan. Saat menuju ke lantai 2, kami berjumpa dengan wanita cantik yang sekilas wajahnya mirip dengan ibu negara Amerika Serikat, Michele Obama. Ternyata wanita cantik itu satu -satunya peserta kategori individu yang tersisa di balai kartini yang belum tampil di depan dewan juri. Pejuang dari BCA ini bernama Angela Wanodya Sawangi yang mewakili Team Leader Walk-In. Mbak Angie, begitu biasa ia disapa oleh rekan-rekannya menuturkan bahwa ini merupakan kompetisi yang pertama kali diikutinya selama bekerja di Halo BCA sehingga belum memahami betul medan perang seperti apa. Namun ia tetap yakin dengan segala persiapan matang yang dilakukan, meski maju paling terakhir, ia dapat memberikan penampilan yang terbaik. Bisa dibilang, Save The Best For The Last kali ya Mba Angie…Hehhehehehehe.. Sukses ya Say ^_^
Akhirnya sore hari pun tiba, satu persatu peserta mulai meninggalkan Balai Kartini termasuk para dewan juri dan supporter. Dengan demikian berakhir pula rangkaian lomba presentasi individu TBCCI 2015, dimulai dari tes tulis lalu presentasi yang mana nanti hasil dari keduanya akan diakumulasikan. Seluruh peserta sudah menampilkan yang terbaik dan berharap bisa menjadi juara pada ajang ini. Hasil jerih payah peserta akan di umumkan pada tanggal 04 Juni 2015 nanti di Balai Kartini. Rencana pertama untuk gala dinner memang akan diadakan di menara Bidakara, namun karena suatu hal tempat pun dipindahkan ke Balai Kartini. Seperti yang kami pernah tulis sebelumnya, kemenangan sejati hanya milik mereka yang bersungguh-sungguh dan timbul dari dalam hati. Bakat hanya 1% yang menentukan kesuksesan, 99% sisanya adalah kerja keras. Akan sama-sama kita saksikan senyum kemenangan para peserta dan tangisan haru pemenang yang akan diumumkan 28 hari kedepan. Berdoa dan tetap bersahaja kawan…. ^_^
Doa Kami untuk kita semua para pejuang contact center yang hebat dari berbagai perusahaan :
Ya Tuhan, jadikanlah malam sebagai tempat persembunyian lelah atas usaha yang kami lakukan. Yakinkan kembali bahwa usaha yang dijalani telah mancapai batas kemampuan kami. Berikan kemudahan rahmat dan kirimkanlah untuk kami malaikat penjaga rasa syukur atas anugerah yang telah Engkau berikan kepada kami. Alirkanlah air surga dalam setiap bulir keringat yang kami teteskan, yang di setiap partikel zatnya berupa doa keikhlasan yang ingin kami sampaikan.
Semoga Pejuang Contact Center BCA pun dapat mempertahankan dan mengulang prestasi menjadi Grand Champion dalam The Best Contact Center Indonesia. Halo BCA Number One Always The Best, We Are The Grand Champion ^_^
You must be logged in to post a comment.