Published on 9 July 2015

Kebutuhan Dasar Untuk Menciptakan Pelayanan Dengan Hati

Words by:
avatar

ICCA Indonesia

images.jpg xlSebelum memiliki kesempatan berdiri di depan kelas untuk menyampaikan materi service di perusahaan farmasi besar di Jakarta, kami sempat melakukan diskusi bersama tim Manajemen.

Banyak hal yang disampaikan terutama tentang harapan mereka bagaimana kualitas pelayanan kepada pelanggan dapat meningkat. Wah pekerjaan besar, batinku. Tentu tidak akan dapat terjawab seketika pelatihan selesai dilakukan.

Selalu kusampaikan kondisi tersebut, setiap kali memiliki kesempatan berdiskusi dengan pihak manajamen perusahaan menjawab tujuan mereka untuk mengubah perilaku karyawan. Jika sekedar menambah pengetahuan, saya tidak akan memiliki keraguan terlalu besar. Hal yang selama ini selalu salah diartikan adalah bahwa pelatihan merupakan “obat manjur” untuk mengatasi masalah kinerja karyawan. Wah tentu tidak, banyak hal yang harus diteliti untuk menemukan root cause dari sebuah kondisi yang membuat kinerja menjadi tidak sesuai yang diharapkan manajemen. Bahasan kali ini belum sampai kesana, karena lingkupnya lebih sesuai dengan materi pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia. Mudah-mudahan ada kesempatan untuk membahasnya. Insya Allah. Kembali kepada cerita mengenai diskusi saya dengan Manajemen perusahaan farmasi tersebut, mereka menyetujui pandangan yang saya sampaikan, bahwa kita akan berusaha bersama, saya memberikan materi pelatihan, manajemen memberikan dukungan dan perlahan akan membangun sistem yang dapat membantu peningkatan kinerja karyawan. Akhirnya kita bersama memutuskan untuk memilih materi service mind set. Materi yang cukup menarik, hanya akan menguras cukupenergi untuk membahasnya. Ah tidak mengapa, kan tujuannya untuk berbagi dan membantu, jadi sekaligus saja.

Tujuan materi ini adalah untuk membuka wawasan dan kemauan karyawan melihat dengan lebih jeli lagi mengenai tujuan mereka bekerja di bidang pelayanan, apa kontribusi yang mereka berikan dengan kompetensi yang mereka miliki, apakah yang membuat mereka memiliki motivasi untuk melakukan dan mencapai tujuan tersebut dan apakah mereka melakukan dengan cara-cara yang benar menurut nilai-nilai Tuhan? Marilah kita renungkan satu persatu, apakah kita sudah memiliki visi? Untuk tujuan apa kita melayani pelanggan? Apakah kita cukup memahami hal tersebut? Jika ternyata kita masih raguragu, maka perlu dilakukan perenungan kembali apakah sebenarnya yang ingin dicapai melalui pelayanan pelanggan yang Anda lakukan dan telah menjadi rutinitas dalam kehidupan Anda.

Selanjutnya jika tahap tersebut telah selesai ditetapkan, maka pertanyaannya adalah bagaimana cara Anda mencapainya? Kompetensi apa yang ingin Anda kembangkan agar tujuan yang ditetapkan dapat tercapai? Sekedar untuk mengingatkan diri saya, bahwa di dalam proses kita ingin mencapai tujuan, hal penting yang tidak dapat dikesampingkan adalah kedisiplinan.

Disiplin adalah pekerjaan besar yang secara terus menerus perlu untuk ditingkatkan. Kompetensi apapun yang Anda miliki, jika Anda tidak mampu mengorbankan kesenangan jangka pendek, maka yang akan menjadi korban adalah tujuan jangka panjang yakni visi Anda. Jika Anda sudah mampu menjadi pribadi yang memiliki komitmen tinggi terhadap tercapainya tujuan yang ditetapkan, maka yang perlu dilihat selanjutnya adalah apakah kita memiliki motivasi dan energi untuk mencapainya? Motivasi yang tertinggi dan dapat menghasilkan energi yang tak akan putus adalah cinta Anda.

Apakah benar Anda dan kita semua mencintai pekerjaan ini? Tugas kita sebelum melakukan sebuah wawancara dalam memilih pekerjaan atau perusahaan, tanyalah pada diri sendiri apakah pekerjaan yang akan Anda lakukan adalah pekerjaan yang menjadi minat Anda? Sebaiknya iya. Jika ternyata tidak, maka yakinlah bahwa Love is a Verb bukan sebuah kata benda atau suatu akhir yang akan Anda tuju. Berusaha mencintai, mencintai dan upayakan mencintai maka Anda benar-benar akan bisa mencintai.

Karena sejak kita mulai memiliki perasaan sedikit atas ketidak cintaan kita terhadap sebuah pekerjaan, maka lihatlah perasaan tersebut akan cepat mengembang dan selanjutnya saksikan kekuatan Anda menjadi virus dalam lingkungan pekerjaan. Maka upayakan Anda mencintai pekerjaan Anda. Hal terakhir yang perlu kita lihat adalah apakah semua yang kita lakukan sudah sesuai dengan nilai-nilai Tuhan? Bukan lagi nilai-nilai diri kita, orang lain atau keluarga, melainkan nilai-nilai Tuhan. Nilai tidak selalu baik, karena kembali pada bagaimana seseorang meyakini dan terus menciptakannya.

Seperti koruptor, merekapun memiliki nilai-nilai yang mengijinkan mereka untuk mengambil hak orang lain tanpa ijin dan menggunakannya untuk kepentingan pribadi. Untuk itu, pegang dan jalankan nilai-nilai Tuhan termasuk di dalam pekerjaan.#iC@llCenter

Oleh : Indy Retnani

%d bloggers like this: