Published on 24 October 2023

Contact Center Warrior: The Prime Guard of BCA

Words by:
avatar

Andi Anugrah

Di era digitalisasi ini, penipuan online semakin marak terjadi. Terutama di dunia perbankan, penipuan atau cyber crime yang diiringi dengan berita hoax ini kerap kali beredar di masyarakat dengan mengatasnamakan suatu bank. Hal ini pun dialami oleh salah satu bank swasta terbesar di Indonesia, yaitu Bank Central Asia atau Bank BCA. 

Dalam kesempatan ini, Wani Sabu, selaku Executive Vice President dari Bank Central Asia menceritakan pengalamannya dalam materi, “Contact Center Warrior: The Prime Guard of BCA.” Beliau menyampaikan bahwa untuk mencegah dan menghadapi cyber crime, sebuah contact center harus memiliki Fraud Banking Investigation yang kuat. Mengapa harus ada? Karena jika hal tersebut terjadi, maka penanganannya dapat lebih cepat dan uang nasabah pun akan tetap aman. 

Wani Sabu menceritakan salah satu berita yang cukup viral kala itu, yakni hoax yang mengatakan bahwa data nasabah Bank BCA bocor di dark web. Hal ini pun semakin ramai karena beberapa youtuber atau selebgram berbondong-bondong membuat video yang menyudutkan Bank BCA terkait hoax yang beredar ini. Namun, setelah melakukan pengecekan secara menyeluruh terhadap data yang tersebar, ternyata diketahui bahwa data tersebut bukanlah milik Bank BCA. Beberapa cara telah dilakukan untuk meredam berita ini, seperti mengeluarkan press release. Namun, hal tersebut tidak cukup ampuh dan justru keadaan semakin memburuk. 

Beberapa saat setelah press release diterbitkan, hacker pun menyerang kembali dengan menampilkan enam rekening yang merupakan data nasabah dari BCA secara live kepada khalayak publik di media sosial. Netizen pun semakin memanas, terutama bagi mereka yang memang merupakan nasabah dari Bank BCA. 

Lalu, tim Fraud Banking Investigation dari BCA mengambil langkah dan strategi dengan cara menangkap pelaku hacker tersebut. Bagaimana caranya? Tim dari BCA pun menghubungi pelaku tersebut dengan berpura-pura sebagai seorang pembeli dan melakukan transaksi secara langsung dengan mendatangi tempat pelaku tersebut. Setelah ditemukan lokasinya, pelaku pun berhasil tertangkap.

Dalam hal ini, polisi juga memastikan bahwa tidak ada data yang bocor dari sistem BCA. Pelaku bisa mendapatkan data nasabah BCA tersebut dari situs pinjaman online dan judi online tempat pelaku bekerja. Keputusan atau langkah yang diambil oleh tim BCA ini pun berhasil mengembalikan reputasi BCA, serta kepercayaan dari para nasabahnya. (ANF)