Published on 18 March 2016

Bawa Terbang Para Travel Assistant

Words by:
avatar

Alyah Amalia

Di balik para travel assistant yang cakap, talkative, dan profesional, terdapat satu sosok penting. Sosok inilah yang melatih para travel assistant menjadi agent yang mampu memberikan pelayanan terbaik. Ya, dia adalah trainer.

Passion-nya yang tinggi di bidang service, mengantarkan dirinya ke dunia contact center. Mubyar Nur Khaliq, yang saat ini menjalani pekerjaannya sebagai seorang trainer untuk Garuda Indonesia, mengawali karirnya sebagai seorang travel assistant pada Januari 2013. Karirnya sebagai travel assistant menanjak sebagai team leader. Empat bulan kemudian, karena prestasinya yang bagus, dia dijadikan trainer untuk hard skill training di Garuda Indonesia.

Pria kelahiran Sumedang ini menceritakan tantangan-tantangan yang harus dia hadapi sebagai seorang trainer. Tantangan ini seperti yang dihadapi oleh seorang pilot, antara lain turbulensi pesawat, adanya awan kumulonimbus, dan permasalahan saat landing. Maksudnya, turbulensi pesawat ini diartikan sebagai culture building, yaitu bagaimana caranya menjalankan iklim kompetisi di antara para travel assistant. Awan kumulonimbus maksudnya adalah memacu anak muda untuk memainkan logika sampai menembus batas pola pikir mereka. Kemudian permasalahan saat landing maksudnya adalah bagaimana cara untuk menjalankan proses upgrading.

Ide yang dikembangkan oleh Mubyar dia sebut dengan istilah-istilah dunia penerbangan, seperti take off, climbing, dan plane cruising. Take off di sini adalah penggunaan teknik terstandar dari International Traffic Association. Dimana pramugari membawa konsep Tri Astuti yaitu senyum, salam, sapa, tanya, dan terima kasih. Pada saat training, para peserta training diminta untuk bertemu banyak orang, mempraktekkan Tri Astuti kemudian direkam. Hal ini menjadi kompetisi bagi para travel assistant.

Ide kedua yaitu climbing, maksudnya adalah cermat dalam membangun iklim bertanding dengan treat-treat tertentu. Kemudian ide ketiga adalah plane cruising, yaitu dengan menerapkan kunci untuk mengajak partisipan training untuk memahami desain reservasi terlebih dahulu. Reservasi ini meliputi lima aspek yaitu jadwal penerbangan, penumpang, sistem pembayaran, alamat email untuk mengirim tiket, dan smartphone sebagai pengganti boarding pass.

Work plan yang disusun oleh pria lulusan sarjana teknik industri ini adalah melakukan upgrading melalui tiga lapisan udara. Lapisan pertama adalah troposfer, dimana peserta training sudah menjalani training, sudah bisa mengangkat telepon, dan sudah bisa melayani reservasi. Setelah beberapa bulan, maka peserta akan memasuki lapisan stratosfer, dimana peserta akan belajar status reservasi, tiket, perubahan tiket, dan bagaimana membayar tiket. Lapisan terakhir yang harus dilewati oleh peserta adalah mesosfer, yaitu bagaimana peserta nantinya dapat menghitung perubahan tiket, berapa biayanya, intinya untuk masalah perhitungan.

Training yang diterapkan oleh Mubyar dia sebut sebagai hard skill rasa soft skill. Meskipun hal-hal yang dia ajarkan adalah hard skill, dia mampu mengemasnya seolah-olah sepertiĀ soft skill sehingga memudahkan partisipan untuk cepat menyerap training yang dia sampaikan.

Mubyar juga senantiasa melakukan kegiatan pengembangan diri antara lain dengan mengikuti training for trainer, dimana selama beberapa tahap training dia selalu memperoleh gold medal. Untuk SkyTeam, dimana Garuda Indonesia adalah salah satu bagian di dalamnya, Mubyar dinobatkan sebagai salah satu peserta perwakilan dari tiap kota untuk mengikuti training SkyTeam.

Beberapa penghargaan pernah diperoleh Mubyar antara lain memperoleh gold medal beberapa kali untuk training for trainer. Memperoleh apresiasi dari Top Management Garuda Indonesia atas lolosnya tim Garuda Indonesia untuk audit dari SkyTeam. Selain itu dia juga mendapat apresiasi dari para peserta training-nya.

Tingkat kelulusan peserta training empat bulan terakhir tahun 2014 tidak pernah achieve target. Namun setelah Mubyar menerapkan hard skill rasa soft skill-nya, baru achieve target. Evaluasi harian pelatihan selalu mendapatkan komentar-komentar positif dan selalu melampaui target.

Terakhir, Mubyar menyebutkan di hadapan dewan juri bahwa dia adalah pribadi yang kreatif dengan hard skill rasa soft skill-nya, menghasilkan sesuatu yang incredible untuk setiap kegiatan, dan karir yang signifikan. (MZ)