Published on 11 July 2018

Catatan Singkat Nares

Words by:
avatar

ICCA Indonesia

Jakarta hari ini tidur pulas, saatnya siap-siap menuju pentas yang pantas ku tuntas. Tak ada yang menyiapkan sarapan pagi. Maaf, aku ke Jakarta tiga tahun ini untuk mencoba cari pengalaman yang ku idamkan. Kutinggalkan adik serta mamah dan papah di pulau Sumatera. Ke ibu kota membuat meninggalkan ibu kandungku, jadi semenjak tiga tahun lalu tak ada lagi perempuan dengan rambut sebahu itu membangunkan tidurku untuk bertemu matahari pagi.

Oke, semuanya sudah siap, bring … bring … pangeran motorku sudah menjemput untuk mengantar ke Kalbis Institute. Dia adalah objek kemarahanku saat aku pusing, lelah dan lemah. Catat !!! wanita tak pernah salah, jika salah kamu lah penyebabnya. Namanya Candra, ia adalah orang yang selalu memberikan perhatian sampai aku lupa ingatan. Ia adalah orang yang selalu menerbangkan namaku dalam doanya, iya juga yang selalu memberikan pipinya disaat aku ingin menampar seseorang, ia juga yang selalu … akhh sudah tak perlu banyak bahas dia. Ini adalah ceritaku.

Candra & Nares Sedang berlatih sebelum Presentasi
Candra & Nares Sedang berlatih sebelum Presentasi

Perkenalkan aku Nares, nama panjangku Naaarrreessssssssss, nama lengkapku
Emiliana Priyanka Hayunindya Nareshwari, diambil dari bahasa sansekerta. Berisi harapan dan doa. Emiliana adalah nama baptisku.Priyanka yg berarti wanita cantik parasnya, Hayunindya diambi dari kata ayu-ning-tyas artinya berhati baik, dan Nareshwari berarti ratu atau pemimpin.Dengan nama yg diberikan, kedua orangtuaku berharap kelak aku mampu menjadi wanita cantik berhati baik yg dapat dijadikan panutan. Selamat berhafal arti namaku.

Dilahirkan di Sumatera Selatan, OKU Timur salah satu kabupaten dengan jarak tempuh 7-8 jam perjalanan darat dari ibukota provinsi Palembang 25 tahun lalu tepatnya 25 september 1992. Sudah, tak perlu dicatat tanggal kelahiranku kecuali jika kamu ingin memberi kado nanti. Aku sepupu dari penyanyi Jazz hebat Citra Scholastika Jebolan Indonesian Idol 2010. Dia salah satu orang yang kujadikan kiblat, mimpinya menjadi artis melalui suaranya sudah terwujud. Tapi mimpiku tak setinggi dia, cukup ku salurkan suaraku melalui headset dan kuberikan suara merdu kepada nasabah setia.

Dulu sewaktu di kampung halaman, aku aktif di kegiatan gereja mulai dari pengisi paduan suara dan menjadi tenaga pengajar sekolah minggu. Sekarang, aku cukup menjadi anggota paduan suara di gereja itupun kadang-kadang. Saat ini aku bekerja sebagai telemarketing di salah satu bank terbesar Indoneisa. Hari ini jadwalku untuk berkompetisi dengan perusahaan lainnya. Bukan tahun pertama untukku mengikuti kontes ini. Ya aku sudah mengikuti kontes ini kali ke tiga.

Hmmm, teringat tahun pertama menjadi ujian berat bagiku karena kegagalan sempat membuatku runtuh tak utuh. Tepatnya gala dinner, saat semua orang yang mengikuti perlombaan dikumpulkan menjadi satu. Ingin rasanya ada namaku terpanggil saat pengumuman pemenang di acara tersebut. Tapi apa mau dikata ternyata tidak ada namaku di papan kemenangan.

Menangis adalah hal yang mungkin tidak dapat terbendung saat acara itu usai. Padahal menangis itu butuh tenaga dan kebetulan saat itu aku belum makan. Wahai Tuhan sang pencipta perasaan, seperti kira – kira berkata; Menangislah, itu pertanda bahwa kamu masih memiliki hati dan belum berubah menjadi batu. Lupakan, saat itu kemenangan adalah anugerah dan kekalahan adalah keikhlasan.

Nares Sedang Berfoto Dengan Peserta Lainnya
Nares Sedang Berfoto Dengan Peserta Lainnya

Di tahun kedua aku diberikan kesempatan kembali untuk mengikuti ajang yang sangat bergengsi ini. Ragu? Lupakan kekalahan tahun lalu, memangnya berapa ember air mata yang sudah kau tumpahkan sampai kau lemah tak bertulang Nares? Aku tahu kamu sudah memaafkan walaupun tak bisa kamu lupakan. Itu bukan kataku, tapi kata isi hatiku, Ceritanya.

Baiklah, ku ambil kesempatan kedua kalinya, aktif dalam berbagai acara ataupun kegiatan lainnya di dalam ataupun di luar kantor menjadi bekalku saat itu. Di TBCCI 2017 kamu bisa pilih ingin ke Eropa (Prancis, Belgia, Belanda) atau Thailand. Aneh memang, disaat semua orang mengingnkan Eropa, aku hanya ingin ke Thailand yang menjadi keinginanku jauh – jauh hari sebelum kompetisi ini. Baiklah mungkin ini jalan Tuhan untuk mengabulkan keinginanku ke negeri gajah itu. Seperti halnya kamu mencintai seseorang sederhana yang membuatmu nyaman padahal ada orang lain yang lebih tampan dan mapan yang patut dipilih, tapi kamu lebih memilih ia. Kumohon , jangan pernah ragukan dirimu yang lugu nares, karena kamu pantas untuk maju ke atas pentas. Semoga aku takkan pernah kehilangan kesempatan untuk memberikan maaf terhadap diriku atas kegagalanku.

Akhirnya, tahun itu ku dapatkan tiket Gold untuk pergi ke Thailand, senang rasanya disaat orang lain senang dengan kesenangannya masing – masing bersama tiket Platinumnya. Dan tahun sekarang, akan kuulangi keberhasilanku tahun lalu. Jika gagal? Tak apa, aku sudah pernah menangis, tak percaya? Bacalah dari awal lagi. Karena doa takkan pernah salah alamat, bukan masalah cepat atau lambat, tapi Tuhan mengabulkan di waktu yang tepat.


Baiklah, senja sudah memberikan kabar bahwa ia akan pulang. Karena ada perasaan yang tak bisa kujelaskan. Jadi cukup sampai disini. Selanjutnya kuserahkan kepada sang maha Pencipta. Tidurlah sekarang, ada rindu yang harus ku istirahatkan esok, sampai nanti namaku terpanggil kembali di papan pemenang.

-Catatan Nares

M&E
Bank Mandiri